Berikut Merupakan Peran Indonesia Dalam Menjaga Perdamaian Dunia Kecuali
Berikut Merupakan Peran Indonesia Dalam Menjaga Perdamaian Dunia Kecuali
Jul 21, 2022 • eleven min read
Pada artikel Sejarah Indonesia kelas XII ini berisi tentang peran bangsa Indonesia dalam perdamaian dunia, seperti berpartisipasi dalam berbagai organisasi perdamaian.
—
“Imagine all the people living life in peace”.
Itu adalah kutipan lagu Imagine dari John Lennon, kamu pernah dengar lagu ini? Dalam lagu itu, diceritakan bahwa setiap orang mengharapkan kedamaian, termasuk Indonesia. Sebagai sebuah negara, ternyata peran Bangsa Indonesia dalam perdamaian dunia perlu diperhitungkan. Masa, sih? Nggak percaya? Coba kita ikuti kisah Indonesia dalam misi-misi perdamaian di bawah ini.
Konferensi Asia-Afrika (KAA)
Buat kamu yang tinggal atau sudah pernah ke Bandung, pasti kamu pernah melewati jalan Asia-Afrika. Itu lho jalan yang ada kutipan ucapannya Pidi Baiq.
Quote Ayah Pidi Baiq tentang Kota Bandung (Sumber:Twitter)
Jalan ini memang terkenal sama ucapan ayahnya Dilan dan Alun-Alun Bandungnya, Tapi, pernahkah kamu tahu cerita di balik nama jalan tersebut? Ternyata, pada 1955, di jalan tersebut terjadi peristiwa sejarah besar antarnegara di kawasan Asia dan Afrika.
Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika, Bandung tempat berlangsungnya KAA. (Sumber: dolandolen)
Baca juga: Negara-Negara Pendukung Kemerdekaan Republic of indonesia
Penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika (KAA) diawali dari ide Soekarno yang disampaikan oleh Ali Sastroamidjojo pada Konferensi Colombo. Idenya datang karena setelah Perang Dunia Ii, banyak negara yang masih bersitegang karena adanya Blok Barat dan Blok Timur. Di Konferensi Colombo (Sri Lanka), pemikiran untuk menyelenggarakan KAA menjadi bahan pembicaraan utama.
Tindak lanjut dari pembicaraan tersebut adalah dengan diadakannya Konferensi Panca Negara di Kota Bogor. Konferensi ini menghasilkan beberapa keputusan, yaitu:
ane. Mengadakan KAA di Bandung pada bulan April 1955.
two. Menetapkan kelima negara peserta Konferensi Bogor sebagai negara-negara sponsor.
iii. Menetapkan 25 negara Asia-Afrika yang akan diundang.
Pada tanggal 3 Januari 1955 di Bandung, dibentuklah sebuah panitia yang diketuai oleh Sanusi Hardjadinata, Gubernur Jawa Barat. Dari 25 negara yang diundang, Federasi Afrika Tengah menolak untuk hadir karena masih diserang oleh penjajah.
Konferensi Asia-Afrika di Bandung berlangsung pada tanggal 18–24 Apr 1955 dan dihadiri oleh 29 negara termasuk 5 negara sponsor KAA di dalamnya. Agenda dalam Konferensi ini antara lain membicarakan kerja sama ekonomi, budaya, hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri, masalah bangsa-bangsa yang belum merdeka, perdamaian dunia dan kerjasama internasional, dan deklarasi tentang memajukan perdamaian dunia.
Konferensi ini menghasilkan
Basic Paper on Racial Discrimination, Basic Paper on Radio Activity
dan
Declaration on the Promotion of Earth Peace and Co-operation. Dokumen
Declaration on the Promotion of World Peace and Co-performance
inilah yang kemudian dikenal sebagai
Dasasila Bandung.
Misi Garuda
Selain ada tokoh-tokoh yang memperjuangkan kemerdekaan NKRI, kamu tahu
nggak
kalau ternyata ada juga tokoh-tokoh yang membantu dalam memperjuangkan kemerdekaan negara lain? Mereka tergabung dalam Kontingen Garuda atau Pasukan Garuda. Pasukan ini terdiri dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan POLRI yang ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di negara lain. Ide awal munculnya pasukan ini karena adanya konflik di Timur Tengah pada 26 Juli 1956.
Saat itu, Inggris, Prancis, dan Israel melancarkan serangan gabungan terhadap Mesir sehingga menimbulkan perdebatan di antara negara-negara lainnya. Dalam Sidang Umum PBB, Menteri Luar Negeri Kanada, Lester B. Pearson, mengusulkan agar dibentuk pemelihara perdamaian di Timur Tengah. Usul ini disetujui dan pada tanggal v November 1956, Sekretaris Jenderal PBB membentuk United Nations Emergency Forces (UNEF).
Indonesia pun menyatakan kesediaannya untuk bergabung dalam UNEF dengan mengirimkan Misi Garuda I sampai Misi Garuda XXVI-C2. Menurut information Kementerian Luar Negeri pada Senin, 21 Maret 2016, Indonesia menjadi kontributor terbesar ke-ten pasukan pemeliharaan perdamaian PBB dari 124 negara. Saat ini, pemerintah Republic of indonesia telah menugaskan 2.843 personel TNI dan POLRI yang bertugas di 10 Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB.
Baca juga: Peran Indonesia dalam Menjaga Perdamaian di Asia
Kontribusi pasukan Indonesia ke Misi Pemeliharaan PBB merupakan wujud pelaksanaan mandat Konstitusi yang mengamanatkan Republic of indonesia untuk “ikut melaksanakan ketertiban dunia”. Selain itu,
pengiriman pasukan ini sebagai sarana peningkatan kapasitas dan profesionalisme personel TNI dan POLRI.
Kayanya, cocok
nih nyanyi
“Garuda di Dadaku” bagi Pasukan Garuda saat bersiap.
Pasukan Garuda yang turut berperan dalam menjaga perdamaian dunia. (Sumber: Shutterstock)
Baca juga: Mengenal Tokoh-Tokoh Nasional dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Deklarasi Djuanda
Coba inget
deh
kamu ingat pelajaran geografi tentang laut teritorial atau laut wilayah. Ternyata, ketentuan luas laut teritorial itu berasal dari Indonesia, tepatnya lewat Deklarasi Djuanda. Deklarasi Djuanda dicetuskan oleh Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja pada tanggal 13 Desember 1957.
Deklarasi ini dilatarbelakangi oleh tuntutan pimpinan Departemen Pertahanan Keamanan RI tahun 1956, yang merasa hukum laut Indonesia saat itu tidak menguntungkan kepentingan wilayah Indonesia. Hukum laut Republic of indonesia saat itu berdasarkan
Zee En Maritieme Kringen Ordonantie
(Ordonansi Laut dan Daerah Maritim) tahun 1939 dari Belanda. Kebijakan tersebut dapat membuat kapal-kapal asing masuk ke wilayah Indonesia dan mengambil sumber dayanya. Rugi
dong
kita 🙁
Akhirnya, melalui
Deklarasi Djuanda
dinyatakan bahwa laut teritorial Republic of indonesia berjarak 12 mil laut diukur dari garis-garis dasar yang menghubungkan titik terluar dari pulau terluar. Deklarasi Djuanda kemudian dikukuhkan melalui UU No.4/PRP Tahun 1960 dan melahirkan konsep “Wawasan Nusantara”. Agar diakui oleh negara lain, deklarasi ini juga diperjuangkan dalam forum internasional melalui Konvensi Hukum Laut atau lebih dikenal dengan UNCLOS (Un Convention On The Law of The Ocean) yang diadakan oleh PBB.
Deklarasi Djuanda baru dapat diterima di dunia internasional setelah ditetapkan dalam Konvensi Hukum Laut PBB yang ke-3 di Montego Bay (Jamaika) pada 1982. Berdasarkan hasil konvensi tersebut, Indonesia diakui sebagai negara dengan asas Negara Kepulauan.
Setelah diperjuangkan sekitar 25 tahun, akhirnya pada sixteen November 1994 dengan persetujuan dari 60 negara, hukum laut Republic of indonesia telah diakui oleh dunia internasional.
Indonesia harus berterimakasih kepada Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja dan Prof. Dr. Hasjim Djalal, yang setia mengikuti berbagai konferensi tentang hukum laut yang dilaksanakan PBB dari tahun 1970-an hingga tahun 1990-an. Berkat mereka, kedaulatan wilayah laut Indonesia bisa diakui internasional.
Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja (kiri) dan Prof. Dr. Hasjim Djalal (kanan). (Sumber: en.wikipedia.org dan Global Landscape Forum)
Baca juga:
Programme Kerja Kabinet Djuanda
Gerakan Non-Blok (GNB)
Setelah Perang Dunia Two, muncul dua kubu dari dua negara adidaya, Amerika dengan haluan liberalis-kapitalis dan Uni Soviet dengan aliran sosialis-komunis. Banyak negara yang tidak ingin bergabung dalam dua ideologi ini, akhirnya membuat Gerakan Non-Blok (GNB).
Masih ingat Dasasila Bandung yang sudah kita bahas sebelumnya?
Nah, untuk merealisasikan beberapa poin dalam Dasasila Bandung yang menyangkut kesejahteraan suatu negara, pada tanggal ane-half dozen September 1961 diadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Beograd, Yugoslavia.
Dalam KTT di Beograd inilah, didirikan GNB, yang diprakarsai oleh lima negara, yaitu: Indonesia, Republic of india, Yugoslavia, Ghana, dan Mesir. Beberapa tujuan dari pembentukan Gerakan Not-Blok antara lain:
1. Memelihara perdamaian dan keamanan internasional.
2. Mengusahakan tercapainya pelucutan senjata secara umum dan menyeluruh di bawah pengawasan internasional efektif.
3. Mengusahakan agar PBB berfungsi secara efektif.
4. Mengusahakan terwujudnya tata ekonomi dunia baru.
5. Mengusahakan kerjasama di segala bidang dalam rangka mewujudkan pembangunan ekonomi dan sosial.
Tujuan dari GNB juga tercantum dalam
Deklarasi
Havana
tahun 1979, yaitu untuk menjamin kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan dari negara-negara non-blok dalam perjuangan mereka menentang imperialisme, kolonialisme, apartheid, zionisme, rasisme dan segala bentuk intervensi.
Selain sebagai negara pelopor berdirinya GNB, Republic of indonesia memiliki peran yang cukup besar dalam organisasi tersebut, di antaranya:
1. Sebagai salah satu negara penggagas KAA yang merupakan cikal bakal digagasnya Gerakan Non-Blok.
two. Sebagai salah satu negara pengundang pada KTT GNB yang pertama. Hal ini karena Indonesia merupakan salah satu pendiri GNB dan berperan besar dalam mengundang atau mengajak negara lain untuk bergabung dalam KTT.
iii. Menjadi ketua dan penyelenggara KTT GNB X yang berlangsung pada 1-vii September 1992 di Djakarta dan Bogor. Republic of indonesia turut pula menjadi perintis dibukanya kembali dialog utara-selatan, yaitu dialog untuk memperkuat hubungan antara negara berkembang (selatan) dan negara maju (utara).
Hingga 2016, KTT GNB telah diadakan sebanyak 17 kali dan pada 2012, telah memiliki 120 negara anggota.
Negara Anggota Gerakan Non-Blok (2005). (Sumber: en.wikipedia.org)
Wah, ternyata banyak ya peran bangsa Republic of indonesia dalam perdamaian dunia? Kita, sebagai generasi muda Indonesia, sebaiknya ikut berperan aktif dalam memelihara perdamaian di dunia. Banyak
lho
hal yang bisa kamu lakukan untuk berkontribusi, misalkan belajar dengan giat hingga menjadi seorang Diplomat, atau mungkin sesederhana menggunakan media sosial dan internet untuk berkarya atau tukar pikiran maupun informasi positif.
—
Semoga dengan adanya gerakan-gerakan ini dan bantuan kamu, dunia bisa semakin damai,
Amin.
Nah, buat kamu yang ingin belajar sejarah lebih jauh lagi yuk berlangganan ruangbelajar sekarang juga! Kamu bisa menemukan materi-materi seru dengan video animasi yang juga dijamin makin seru.
Referensi:
Sh. Musthofa, Suryandari, Tutik Mulyati. 2009.
Sejarah Untuk SMA/MA Kelas XII Program IPA.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Hapsari, Ratna dan Adil Chiliad.
Sejarah untuk SMA/MA Kelas XII Kurikulum 2013 Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Erlangga.
Sumber Gambar:
Mochtar_Kusumaatmadja [Daring] Sumber:https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/due east/e3/Mochtar_Kusumaatmadja_%281978%29.jpg (Diakses 4 Oktober 2021)
Hasjim Djalal [Daring] Sumber: https://events.globallandscapesforum.org/speaker/hasjim-djalal/ (Diakses 4 Oktober 2021)
Squad of Indonesian Peacekeeper is conducting duty in Elfasher Metropolis [Daring] Sumber: https://world wide web.shutterstock.com/prototype-photograph/squad-indonesian-peacekeeper-conducting-duty-elfasher-1306273744 (Diakses 4 Oktober 2021)
Artikel ini diperbarui pada 21 Juli 2022.
Berikut Merupakan Peran Indonesia Dalam Menjaga Perdamaian Dunia Kecuali
Source: https://www.ruangguru.com/blog/peran-bangsa-indonesia-dalam-perdamaian-dunia