Arti Ulah Kumeok Memeh Dipacok
Arti Ulah Kumeok Memeh Dipacok
Coba Dekati, “Ulah Kumeok Samemeh Dipacok”!
Oleh : Jaisyurrahman
Saya masih ingat betul, sewaktu masih kecil ketika hari libur sekolah, ayah dan bunda suka mengajak kami ke sawahnya, disana kami belajar banyak tentang dunia sawah, mulai dari mengetahui cara mencangkul, menebar bibit padi, menyemai disawah (tandur), kemudian memupuk padi yang beranjak dewasa, sampai memanen padi yang sudah menguning, semua saya ketahui secara langsung dan secara alamiah. Sawah memang telah memberikan banyak kesan yang mendalam bagi para pemiliknya.
Pada suatu hari saya berangkat dari rumah sendirian kesawah, berangkat lebih pagi karena harus mengantarkan makanan untuk para pekerja di sawah, karena sawah saya berada di seberang sungai, otomatis untuk mencapainya perlu melintasi sungai terlebih dahulu, berhubung jembatannya cukup jauh, saya putuskan untuk ambil jalan cepat dengan menyebrangi deras air sungai secara langsung.
Ketika saya mulai melangkahkah kaki, mata saya terbelalak kaget bercampur takut, kurang lebih 10 meter dihadapan saya melihat ada seoekor ular berukuran sangat besar bahkan terbesar yang pernah saya lihat sampai saat itu, ular besar berwarna kuning dengan panjang lebih dari iii meter berada pada posisi menghalangi jalan yang harus saya lewati. Kaget bukan kepalang sampai akhirnya memutuskan untuk mundur lagi untuk menenangkan hati sejenak.
Sembari mencoba menenangkan hati yang bercampur takut, setelah saya pandangi rupaya ular itu tidak bergerak sedikitpun padahal waktunya sudah lebih dari 5 menit, saya semakin penasaran dan muncullah beberapa pertanyaan, mengapa ular itu tidak beranjak sedikitpun? Apakah ia itu mati atau memang sedang istirahat sehabis makan? Rasa penasaran itu terpaksa harus dijawab dengan cara mendekati ular tersebut. Dan terjawablah bahwa ternyata ular yang tadi sempat mengagetkan sekaligus menakutkan saya rupanya sudah mati. Setelah benar-benar yakin, barulah perasaan kembali tenang dan sayapun bisa menyebrangi sungai dengan lebih nyaman dan lancar. Bahkan sempat memegang ular yang mati tersebut karena masih belum bau, dan penasaran dengan warna sisik kulitnya yang menarik dan matanya yang sudah sayu.
Dari peristiwa tersebut saya ingin katakan kepada Anda, bahwa begitulah sesungguhnya perjalanan hidup kita, setiap waktu kita dipertemukan dengan masalah yang harus diselesaikan, setiap detik kita bertemu dengan pilihan, bahkan sesekali kadang hadir masalah yang kita anggap besar, dalam hati serasa tidak mungkin bisa menyelesaikannya, merasa diri tak mampu mengatasinya, pada akhirnya tidak sedikit yang lari meninggalkannya dan merasa kalah dalam persaingannya. Persis seperti ketika pertama saya melihat ular yang besar di atas, kemudian saya mundur dan emncoba menjauhinya. Bayangkan kalau saya tidak memastikan ular itu mati atau hidup, dan saya putuskan untuk mencari jalan lain yang tentu lebih jauh dan akan memakan banyak waktu.
Namun dengan keberanian untuk mencoba mendekatinya, mencoba memahaminya lebih dalam, dan tidak lari meninggalkannya dalam peribahasa sunda dikenal dengan istilah
“Kumeok samemeh dipacok”, yakni sikap mental yang lemah yang mudah mengalah dan memutuskan untujk mengakhiri pertarungan dengan kekalahan. Ini sikap mental yang tidak boleh dipelihara dalam diri Anda, bahkan sebisa mungkin dikikis dan dihilangkan, hingga benar-benar bersih.
Sikap mental tersebut sangat berbahaya jika mengidap diri Anda, karena Anda akan selalu memilih untuk berhenti dalam medan perjuangan, tidak berani menghadapinya, bahkan pada akhirnya akan muncul sikap jelek berikutnya yakni sikap rendah diri dan merasa serba tak mampu. Karena merasa selalu kalah dalam setiap pertempuran. Ingatlah bahwa orang yang tahan banting adalah mereka yang sudah terbiasa dengan berbagai rintangan yang berat menghadang jalan kehidupannya. Kita juga ingat kalimat indah
”pelaut ulung hanya akan lahir dari kerasnya terjangan ombak samudra yang hebat”,
ini yang penting untuk disadari dari hati.
Pesan utama saya dari tulisan ini yakni, ketika Anda menghadapi masalah, mendapati kesulitan dan kesusahan, maka pastikan jangan langsung Anda tinggalkan, hdapailah, hayatilah dan nikmatilah, cobalah dekati, kenali masalahnya, dalami akar-akarnya, lalu temukan solusinya dan berusahakan dengan segenap potensi yang Anda punya untuk menyelesaikanya. Sampai pada akhirnya Anda berhak mengatakan kepada diri Anda
“Luarbiasa, jalan terjal telah Engkau lewati, Engkau memang hebat”
Arti Ulah Kumeok Memeh Dipacok
Source: http://encesurahman.blogspot.com/2012/05/coba-dekati-tong-kumeok-samemeh-dipacok.html