Jagung Pipil Merupakan
Jagung Pipil Merupakan
Produktivitas jagung (Zea mays Fifty) rata-rata dari semua varietas 6,4 ton/ha. Pemanenan jagung dilakukan pada kadar air masih tinggi lebih dari xxx%. Pada kadar air tersebut jagung akan sangat mudah mengalami kerusakan seperti terserang jamur, bakteri, atau pun kerusakan fisik. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan pascapanen yang benar. Salah satunya dengan melakukan pengeringan mekanis menggunakan resirculated batch dryer dengan screw conveyor untuk bagian sirkulasi. Di Indonesia sudah banyak mesin resirculated batch dryer dengan screw conveyor untuk sirkulasi. Namun penelitian tentang mesin ini masih sedikit di Republic of indonesia. Oleh karena itu, penelitian terhadap mesin tersebut perlu dilakukan. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis karakteristik pengeringan dan kualitas jagung pipil. Suhu udara pengering merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengeringan. Suhu udara pengering yang tinggi dapat memperbesar laju pengeringan. Pada penelitian ini, jagung dikeringkan dengan suhu udara pengering 45C, 55C, dan 65C. Hasil pengukuran kadar air digunakan untuk penentuan laju pengeringan dan efisiensi pengeringan. Parameter penentuan mutu yang digunakan adalah bulk density, kerusakan, dan kebersihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu udara pengering mempengaruhi laju pengeringan, efisiensi pengeringan, dan mutu bahan. Laju pengeringan terbaik dengan suhu 65C rata-rata sebesar 4,95%/jam, efisiensi yang tinggi pada suhu udara pengering 55C dan 65C sebesar 86,27% dan 83,51%, dan mutu bahan terbaik dengan suhu udara pengering 55C.
Corn productivity (Zea mays L) average of all varieties of 6.4 tons / ha. Harvesting of corn at high moisture content of more 30%. At the air content of the corn will be very susceptible to damage such as attacked by fungi, leaner, or concrete harm. Therefore, handling harvesting must exist right. Ane of them past doing mechanical drying using resirculated batch dryer with screw conveyor for circulation. In Indonesia in that location are many resirculated batch dryer machines with spiral conveyor for apportionment. Only research on this car is not much in Republic of indonesia. Therefore, research on the machine is required. The purpose of this inquiry is to analyze drying characteristics and quality of shelled corn. Drying air temperature is 1 of the factors that affect on drying. High drying air temperature can increment the drying charge per unit. In this research, corn was dried with 45C, 55C, and 65C drying air temperature. The measurement of moisture content is used for the determination of the drying rate and the drying efficiency. The quality decision parameters used are bulk density, impairment, and cleanliness. The results showed that the dryer air temperature affected the drying rate, the efficiency of drying, and the quality of the material. The best drying rate with temperature 65C average 4,95% / hour, loftier efficiention at dryer temperature 55C and 65C equal to 86,27% and 83,51%, and best material quality with dryer temperature 55C.
Kata Kunci : Recirculation batch dryers, drying air temperature, drying rate, efficiency
Jagung Pipil Merupakan
Source: http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/162105