Buddham Saranam Gacchami Artinya

Buddham Saranam Gacchami Artinya

Oleh
Nina Susilo

Buddham saranam gacchami. Dhammam saranam gacchami. Sangham saranam gacchami. (Aku berlindung kepada Buddha, aku berlindung kepada Dhamma, aku berlindung kepada Sangha).

Senja yang memerah di Candi Brahu, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, tampak menyambut ratusan umat Buddha yang berjalan kaki dari Mahavihara Majapahit. Umat yang membawa persembahan bunga sedap malam dan pelita segera memenuhi pelataran Candi Brahu.

Paritta Tisarana (doa pernyataan berlindung) mengalun pada Minggu (1/viii) sore, mengiringi langkah umat Buddha yang memperingati hari Asadha. Presidium Sangha Agung Indonesia

Yang Arya Bhikkhu Viryanadi Mahathera memimpin puja bakti. Selain itu, hadir pula xv biksu.

Asadha menjadi istimewa karena mengingatkan saat pertama Buddha Sakyamuni mengajar umat manusia. Purnama pada bulan Asadha menandai dimulainya pelajaran berharga tentang kehidupan.

Lima pertapa yang beruntung dan mendengarkan khotbah pertama di Taman Rusa Isipatana, Benares, India, adalah Kondanna, Badhiya, Vappa, Mahanama, serta Asaji. Kelima pertapa yang menjadi murid pertama Buddha ini sekaligus menandai terbentuknya Sangha, persaudaraan para biksu.

Saat itu Buddha mengajarkan khotbah yang dinamakan empat kebenaran mulia. Pelajaran ini berisi empat dalil tentang hidup yang tidak memuaskan (dukkha), sebab-sebab ketidakpuasan itu, lenyapnya dukkha, dan jalan menuju lenyapnya dukkha.

Secara umum, Buddha menyadarkan manusia tentang kondisi yang selalu berubah. Sepanjang manusia memiliki keinginan yang tiada habisnya, kekecewaan akan terus terjadi. Namun, hal ini bisa dihentikan. Karena itu, Buddha mengajarkan jalan tengah untuk mengatasi keadaan tidak memuaskan ini.

Tahun ini, 2.554 tahun Buddha Sakyamuni sudah mengajar. Umat Buddha di Jatim memperingati Asadha di Candi Brahu. Sebagai warga Jatim, kesenian tradisional reog ponorogo, tari kuda lumping, dan barongsai dipersembahkan sebelum puja bakti dimulai. Tidak hanya umat, warga sekitar Trowulan pun ikut menikmati keramaian ini.

Baca Juga :   Wujud Integrasi Sosial Dalam Masyarakat Dapat Dilihat Dari Adanya

Ketua Majelis Buddhayana Republic of indonesia (MBI) Jatim Irwan Pontoh mengatakan, budaya Jawa dan Tionghoa mengalir dalam darah umat Buddha. Karena itu, kesenian ini tetap dihadirkan sekaligus untuk memelihara kelestarian budaya.

Candi Brahu, yang hanya berjarak 2 kilometer dari Mahavihara Majapahit, diperkirakan dibangun pada abad ke-15 Masehi. Candi ini termasuk bangunan suci Buddhis karena terdapat stupa di bagian tenggara.

Candi yang menghadap ke barat ini diduga sebagai lokasi penyimpanan abu raja-raja Brawijaya. Kendati demikian, belum ditemukan bekas abu atau mayat.

Dapatkan update
berita pilihan
dan
breaking news
setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Buddham Saranam Gacchami Artinya

Source: https://edukasi.kompas.com/read/2010/08/03/17571167/pelajaran.hidup.dari.candi.brahu