Apa Yang Dimaksud Dengan Imaji

Apa Yang Dimaksud Dengan Imaji

searchpengertian.com
| Selamat datang di situs searchpengertian. Pada kesempatan kali ini admin akan membagikan tentang pengertian imaji dalam teks puisi pembelajaran bahasa Indonesia kelas eight revisi. Semoga apa yang admin bagikan kali ini dapat membantu anak didik dalam mencari referensi tentang pengertian imaji dalam teks puisi pembelajaran bahasa Indonesia kelas eight revisi. Dan harapannya apa yang admin bagikan ini dapat memberikan dampak positif yang baik bagi perkembangan dan kemajuan belajar anak didik dalam memahami pengertian imaji dalam teks puisi pembelajaran bahasa Indonesia kelas 8 revisi.

Pengertian Imaji dalam Teks Puisi | Bahasa Indonesia Kelas 8 (Revisi)

www.searchpengertian.com

A. Pengertian Imaji

Imaji merupakan gambaran yang ditimbulkan ketika membaca puisi tersebut. Gambaran yang dimaksud bisa menyentuh pembaca atau pendengar melalui indra manusia, pendengaran, penglihatan, perabaan, dll. Tujuan adanya imaji adalah agar pembaca atau pendengar mampu memahami benar-benar mengerti makna dari puisi tersebut. Imaji biasanya dikategorikan kepada beberapa citraan, yaitu:

  1. Citraan penglihatan
  2. Citraan pendengaran
  3. Citraan perabaan
  4. Citraan penciuman
  5. Citraan pencecapan
  6. Citraan gerak
  7. Citraan perasaan
  8. Citraan intelektual

B. Kumpulan Contoh Teks Puisi

Berikut ini adalah beberapa contoh teks puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Adapun beberapa contoh teks puisi tersebut adalah sebagai berikut.

Kepada Peminta-Minta

Karya: Chairil Anwar

Baik, baik, aku akan menghadap Dia

Menyerahkan diri dan segala dosa

Tapi jangan tentang lagi aku

Nanti darahku jadi beku

Jangan lagi kau bercerita

Sudah tercacar semua di muka

Nanah meleleh dari muka

Sambil berjalan kau usap juga

Bersuara tiap kau melangkah

Mengerang tiap kau memandang

Menetes dari suasana kau datang

Sembarang kau merebah

Mengganggu dalam mimpiku

Menghempas aku di bumi keras

Di bibirku terasa pedas

Baca Juga :   Perilaku Terpuji Surat Ali Imran 190 191

Mengaum di telingaku

Baik, baik, aku akan menghadap Dia

Menyerahkan diri dan segala dosa

Tapi jangan tentang lagi aku

Nanti darahku jadi beku

Karawang-Bekasi

Karya: Chairil Anwar

Kami yang kini berbaring antara Krawang-Bekasi

tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak mendengar deru kami

terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malan sepi

jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu

Kenang, kenanglah kami

Kami sudah coba apa yang kami bisa

Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa

Kami sudah beri kami punya jiwa kerja belum selesai, belum bisa

memperhitungkan arti iv-5 ribu nyawa

Kamu cuma tulang-tulang berserakan

tapi adalah kepunyaanmu

Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan

atau tidak untuk apa-apa,

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata

Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami

Teruskan, teruskanlah jiwa kami

Menjaga bung Karno

Menjaga bung Hatta

Menjaga hurl Sjahrir

Kami sekarang mayat

Berilah kami arti

Berjagalah di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami

yang tinggal tulang diliputi debu

Beribu kami terbaring antara Kawang-Bekasi

Aku

Karya: Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku

Tak seorang kan merayu

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari

Berlari hingga pedih dan perih

Baca Juga :   9 Dm Berapa Cm

Dan aku akan lebih tidak peduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

Diponegoro

Karya: Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini

Tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti

Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.

Pedang di kanan, keris di kiri

Berselempang semangat yang tak bisa mati.

Maju

Ini barisan tak bergenderang-berpalu

Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti

sudah itu mati

Maju

bagimu negeri

Menyediakan api.

Punah di atas ditinda

Sungguh pun dalam ajal baru tercapai

Jika hidup harus merasai

Maju

Serbu

serang Terjang

Kita Berjuang

Karya: Usmar Ismail

Terbangun aku, terloncat duduk

Kulayangkan pandang jauh keliling

Kulihat harilah terang jernilah falak

Kuisap

Legalah dada

Kupijak tanah

Kudengar bisikan

Hatiku rawan

Kita berjuang!

Kita berjuang!

Sebagai dendang menyanyi kalbu

Bangkitlah hasrat damba dan larang

Ingin meda ridlah menyerbu

“Beserta saudara turut berjuang”

Derita Negeriku

Karya: IC- Surabaya

Suara hatiku membisikkan kata

Menyapa puing-puing berserakan

di negeri tercinta

Saudara-saudaraku yang menderita

Di tenda-tenda pengungsian

Banyak yang sakit dan meninggal

Diserang sakit dan kurang pangan

Karena kerusuhan tiada henti

Perang antara saudara sendiri

Ingin kuulurkan tangan

Membantu dengan tulus ikhlas

Teratai

Karya: Sanusi Pane

Kepada Ki Hajar Dewantara

Dalam kebun di tanah airku

Tumbuh sekuntum bunga teratai

Tersembunyi kembang indah permai

Tidak terlihat orang yang lalu

Akarnya tumbuh di hati dunia

Daun bersemi laksmi mengenang

Biarpun ia diabagaikan orang

Semoga kembang gemilang mulia

Teruslah oh teratai bahagia

Berseri di kebun Indonesia

Biar sedikit penjaga taman

Biarpun engkau tidak dilihat

Biarpun engkau tidak diminat

Engkau pun turut menjaga zaman

Pahlawan Tak Dikenal

Baca Juga :   Protalium Termasuk Generasi Paku Yang Menghasilkan

Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring

Tetapi bukan tidur, sayang

Sebuah peluru bundar di dadanya

Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

Dia tidak ingat bilaman ia datang

Kedua tangannya memeluk senapan

Dia tidak tahu untuk siapa dia datang

Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

Wajah sunyi setengah tengadah

Menangkap sepi padang senja

Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu

Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun

Orang-orang ingin kembali memandangnya

Sambil merangkai karangan bunga

Tapi yang tampak wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring

Tetapi bukan tidur, sayang

Sebuah peluru bundar di dadanya

Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda

Raden Ajeng Kartini

Karya: Sides Sudiyarto Ds

Bagai lilin menyala dalam gelap semesta

Kau terangi kaum wanita Indonesia

Hingga mampu meraba jalan masa depan

Melawan nasib yang tiada nyata arahnya

Bagai kunang-kunang berkelip dalam kelam

Kau sinari langit kelabu udara beku

Cahaya juangmu membimbing bangsa melangkah maju

Meski jauh jalan berliku penuh batu

Kartini yang agung

Penyuluh kemajuan pendorong kebangkitan

Kuntum bunga pujaan nusantara

Juangmu terpatri dalam sejarah bangsa

Apa Yang Dimaksud Dengan Imaji

Source: https://www.searchpengertian.com/2019/11/pengertian-imaji-dalam-teks-puisi.html