Aksara Jawa Mei

Aksara Jawa Mei

Dari Wikipedia bahasa Republic of indonesia, ensiklopedia bebas

Latin
LINGVA LATINA
lingua latina
Rome Colosseum inscription 2.jpg

Prasasti berbahasa latin di Kolosseum

Pelafalan
[laˈtiːna]
Dituturkan di Latium
Kerajaan Romawi
Republik Romawi
Kekaisaran Romawi
Kekaisaran Romawi Suci dan negara Eropa lainnya pada abad pertengahan
(sebagai basantara)


Vatikan

Rumpun bahasa

Indo-Eropa

  • Italik

    • Latin-Faliski
      • Latin
Status resmi

Bahasa resmi di

Vatikan (Takhta Suci)
Diatur oleh Dulu: Pemerintah Romawi.[ane]

Sekarang: Opus Fundatum Latinitas.[two]
Kode bahasa
ISO 639-1 la
ISO 639-2 lat
ISO 639-3 lat
{{{mapalt}}}

Peta yang menunjukkan sebagian besar wilayah Kekaisaran Romawi (kira-kira 117 Masehi) serta wilayah yang dikuasai para penutur bahasa Latin (hijau tua). Bahasa Yunani juga dipertuturkan sebagai basantara di wilayah timur kekaisaran.

Bahasa Latin
(
lingua latīna
,
IPA:
[ˈlɪŋɡʷa laˈtiːna]) adalah salah satu dari bahasa-bahasa kuno Semenanjung Italia,[3]
mula-mula dipertuturkan oleh Bangsa Latin Italia di wilayah Latium pada zaman Romawi Kuno. Seperti sebagian besar bahasa-bahasa Eropa, bahasa Latin juga merupakan turunan dari bahasa Proto-Indo-Eropa purba. Dipengaruhi bahasa Etruska dan menggunakan abjad Yunani sebagai dasarnya, bahasa bangsa Latin ini pun menjelma menjadi apa yang sekarang dikenal sebagai bahasa Latin di Semenanjung Italia. Bahasa-bahasa Roman modern adalah kelanjutan dari logat-logat bahasa Latin kasar atau (bahasa Latin sehari-hari) setempat. Banyak pelajar, ilmuwan, dan rohaniwan Kristen lancar berbahasa Latin. Bahasa ini juga diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan dasar, menengah, dan tinggi di berbagai belahan dunia.[4]
[v]

Bahasa Latin masih dijadikan sumber dalam pembentukan kosakata baru dalam bahasa-bahasa modern dari berbagai rumpun bahasa, termasuk bahasa Indonesia, dan terutama dalam taksonomi. Bahasa Latin berikut bahasa-bahasa Roman turunannya merupakan bahasa-bahasa yang tersisa dari rumpun bahasa Semenanjung Italia. Bahasa-bahasa lain dalam rumpun ini meninggalkan jejaknya pada prasasti-prasasti Italia awal, namun akhirnya melebur ke dalam bahasa Latin pada era Republik Romawi.

Adanya unsur-unsur ucapan khas setempat dalam karya-karya para pujangga terdahulu di Republik Romawi dengan jelas memperlihatkan bahwa bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, leluhur dari bahasa Latin kasar, hadir terpisah dan berdampingan dengan bahasa sastra sepanjang zaman klasik Republik Romawi. Pada zaman akhir Republik Romawi, muncul bentuk baku atau bentuk sastra bahasa Latin, bersumber dari cara bertutur golongan berpendidikan, dan sekarang ini disebut sebagai Bahasa Latin Klasik. Bahasa Latin kasar, justru menjadi bahasa percakapan sehari-hari yang lebih merakyat dan dipertuturkan di seluruh wilayah Kekaisaran Romawi.[6]

Berkat penaklukan-penaklukan yang dilakukan bangsa Romawi, bahasa Latin tersebar ke kawasan Laut Tengah dan Eropa Utara, dan logat-logat yang dipertuturkan di kawasan-kawasan ini berbaur sampai taraf tertentu dengan bahasa-bahasa asli setempat sehingga selanjutnya berkembang menjadi bahasa-bahasa Roman modern.[7]
Bahasa Latin klasik sedikit demi sedikit berubah seiring kemunduran Kekaisaran Romawi, karena pendidikan dan kesejahteraan menjadi semakin langka. Bahasa Latin Abad Pertengahan, yang dipengaruhi berbagai bahasa suku-suku Jerman dan bahasa-bahasa proto-Roman sampai dimurnikan kembali oleh para sarjana Abad Pencerahan, digunakan sebagai bahasa komunikasi, bahasa pendidikan, dan bahasa ilmiah internasional sampai abad ke-18, yakni saat bahasa Latin mulai digantikan dengan bahasa-bahasa asli setempat.

Bahasa Latin adalah bahasa yang sangat inflektif, memiliki tiga macam gender kata, lima sampai tujuh macam kasus kata benda, empat macam konjugasi kata kerja, enam macam bentuk waktu, tiga macam kata ganti orang, tiga macam modus, dua macam bentuk medial, dua macam aspek, dan dua macam kata bilangan.

Karakteristik

[sunting
|
sunting sumber]

Karakteristik utama bahasa Latin ialah adanya kasus dalam bahasa ini. Dalam bahasa Latin ada six kasus:

  1. Ablativus
  2. Akusativus
  3. Dativus
  4. Genitivus
  5. Nominativus
  6. Vokativus

Dalam Bahasa Latin Terdapat 2 tipe pentafsiran.

  1. Coniugatio
  2. Declinatio

Tata bahasa Latin

[sunting
|
sunting sumber]

Bahasa Latin memiliki beberapa golongan kata benda:

  1. Kata benda Bahasa Latin
  2. Kata sifat Bahasa Latin
  3. Kata kerja Bahasa Latin

Bahasa Latin Rakyat dan Roman

[sunting
|
sunting sumber]

Bahasa Latin Rakyat (dalam bahasa Latin
sermo vulgaris
atau “bahasa rakyat”) yang dituturkan oleh antara lain bala tentara Romawi menjadi bahasa pengantar di seluruh daerah kerajaan. Di beberapa tempat, bahasa ini bahkan menggantikan bahasa setempat. Bahasa-bahasa turunan dari bahasa Latin ini disebut sebagai bahasa Roman, tetapi bahasa Latin sendiri bukanlah bahasa Roman. Bahasa Latin termasuk rumpun bahasa-bahasa Italik.

Alfabet Latin

[sunting
|
sunting sumber]

Bahasa Latin ditulis dalam alfabet Latin yang menjadi bentuk tulisan yang paling banyak dipakai di dunia.

Bilangan

[sunting
|
sunting sumber]

Pada zaman kuno, bilangan dalam bahasa Latin hanya ditulis dengan huruf-huruf. Sekarang ini, bilangan dapat ditulis baik dengan angka Arab maupun dengan angka Romawi. Bilangan 1, ii, 3, dan seluruh bilangan ratusan mulai 200 sampai 900 ditasrifkan sebagai kata benda dan kata sifat, dengan beberapa perbedaan.

ūnus, ūna, ūnum
(masculinum, femininum, neutrum)
I satu
duo, duae, duo
(thousand., f., north.)
II dua
trēs, tria
(m./f., n.)
3 tiga
quattuor IIII
atau
Iv
empat
quīnque Five lima
sex Vi enam
septem Vii tujuh
octō VIII delapan
novem VIIII
atau
IX
sembilan
decem X sepuluh
quīnquāgintā 50 lima puluh
centum C seratus
quīngentī D lima ratus
mīlle M seribu

Bilangan 4 sampai 100 sering kali tidak diganti akhirannya.

Lihat pula

[sunting
|
sunting sumber]

  • Daftar Kalimat Latin

Referensi

[sunting
|
sunting sumber]


  1. ^


    “Schools”.
    Britannica
    (edisi ke-1911).





  2. ^

    Opus Fundatum Latinitas adalah salah satu badan Gereja Katolik Roma, dan menjadikan Latin sebagai bahasa resmi di Takhta Suci dan Gereja.

  3. ^


    Sandys, John Edwin (1910).
    A companion to Latin studies. Chicago: University of Chicago Press. hlm. 811–812.





  4. ^


    Hu, Winnie (six October 2008). “A Dead Linguistic communication That’south Very Much Alive”.
    New York Times.





  5. ^


    Eskenazi, Mike (2 December 2000). “The New case for Latin”.
    TIME. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-14. Diakses tanggal
    2015-01-thirty
    .





  6. ^

    Clark 1900, hlm. 1–3

  7. ^


    Bryson, Nib (1996).
    The mother natural language: English language and how it got that fashion. New York: Avon Books. hlm. 33–34. ISBN 0-14-014305-X.






Aksara Jawa Mei

Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Latin

Baca Juga :   60 Jam Berapa Hari