Pada
(bait) ke-45, Pupuh ke-four Pangkur, Serat Wulangreh karya SISK Susuhunan Paku Buwana Four:


Kalamun ana manusa,



anyinggahi dugi lawan prayogi.



Iiku watake tan patut,



awor lawan wong kathah.



Wong degsura ndaludur tan wruh ing edur.



Aja sira cedhak-cedhak,



nora wurung neniwasi.



Terjemahan dalam bahasa Indonesia:

Jika ada seseorang,

yang menyelisihi pertimbangan keutamaan.

Itu tabiat yang tak pantas,

jika berbaur dengan orang banyak.

Itu adalah orang yang kurang ajar melantur tak mengerti perbuatan buruk.

Janganlah engkau dekat-dekat,

tak urung akan mencelakakan.

Kajian per kata:


Kalamun

(jika)

ana

(ada)

manungsa

(manusia, seseorang),

anyinggahi

(menyelisihi)

dugi

(pertimbangan)

lawan

(tentang)

prayogi

(keutamaan).
Jika ada seseorang yang menyelisihi pertimbangan keutamaan.

Manusia banyak macam tabiat dan perilakunya, sangat mungkin diantaranya ada yang menyelisihi (menghindari) pertimbangan keutamaan tadi, entah karena tidak tahu atau sengaja. Jika ada yang demikian itu, pastilah ada akibat yang akan dituai.


Iku

(itu)

watake

(tabiat)

tan

(tak)

patut

(pantas),

awor

(berbaur)

lawan

(dengan)

wong

(orang)

kathah

(banyak). Itu tabiat yang tak pantas jika berbaur dengan orang banyak.

Yang demikian itu adalah tabiat yang tak pantas jika berbaur dengan orang banyak. Tidak menghormati orang banyak, mau memakai aturan dan kehendak sendiri yang sebenarnya belum tentu cocok dengan lingkungan sekitarnya. Orang yang
nggugu karepe dhewe
seperti ini sangat berpotensi mengganggu keharmonisan masyarakat.


Wong

(orang)

degsura

(kurang ajar)

ndaludur

(tak aturan)

tan

(tak)

wruh

(mengetahu)

ing

(hal)

edur

(buruk).
Itu adalah orang yang kurang ajar, melantur tak mengerti tentang perbuatan buruk.

Orang yang sanggup berperilaku demikian adalah orang yang kurang pendidikan, orang yang tak karuan jalan pikirannya (
ndaludur
), melantur. Yang demikian itu karena dia tak mengerti tentang perbuatan buruk. Dan biasanya juga tak mengerti perbuatan yang baik.

Baca Juga :   Artikulasi Sosial Adalah


Aja

(jangan)

sira

(engkau)

cedhak

cedhak

(dekat-dekat),

nora

(tak)

wurung

(urung)

neniwasi

(mencelakakan).
Janganlah engkau dekat-dekat, tak urung akan mencelakakan.

Jika bertemu orang yang demikian sebaiknya jangan dekat-dekat. Tak urung bakal mencelakakan. Seperti kajian kita pada bait yang lalu tentang
Aja Cerak Kebo Gupak, maka orang yang tidak ada niat untuk berusaha meraih kebaikan sebaiknya tidak dijadikan teman.

Segala perbuatan kita akan berbuah baik atau buruk tergantung kepada kita sendiri. Jika kita tak mau mengikuti aturan orang hidup bermasyarakat maka kelak kita sendiri yang akan merugi. Kodrat manusia adalah berbaur dan saling mengenal sesama manusia. Untuk itu diperlukan aturan bersama yang seyogyanya ditaati. Tak elok bila kita berbuat sekehendak hati tanpa peduli dengan tatanan dan aturan bersama. Pun jika kita tak setuju dengan suatu aturan kita boleh mengutarakan pendapat dengan argumen yang masuk akal dan cara yang baik.

Kami cukupkan sekian kajian bait ini, semoga bermanfaat.