Waliyul Ilmi
Waliyul Ilmi
Jakarta – Sunan Kudus merupakan salah satu dari Wali Songo yang mampu menyebarkan dakwah Islam ditanah Jawa khususnya wilayah Jawa Tengah, dalam dakwahnya beliau menggunakan pendekatan budaya setempat sehingga tidak menimbulkan resistensi ditengah masyarakat. diantara semua walisongo beliau mendapatkan julukan
Waliyul ilmi
karena kedalaman ilmu agamanya.
Sunan Kudus adalah wali keturunan Arab dari ayahnya Utsman Haji. Ibunya bernama Dewi Ruhil yang bergelar Nyai Anom Manyuran. Sunan Kudus memiliki nama asli Ja’far Sodiq.
Alasan Sunan Kudus Disebut Waliyyul Ilmi
Dilansir dari laman
detik.com
Sunan Kudus memiliki keahlian di berbagai ilmu agama dan ia mendapat julukan waliyyul ilmi. Mengutip buku Sejarah dan Kebudayaan Islam karya H. Fida’ Abdilah dan Yusak Burhanudin, waliyyul ilmi artinya orang yang kuat ilmunya. Sunan Kudus disebut waliyyul ilmi karena ia mempunyai keahlian khusus dalam ilmu fikih, ushul fikih, tauhid, hadits, tafsir, dan logika.
Alik Al Adhim mengatakan dalam buku Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa, gelar waliyyul ilmi diartikan sebagai orang yang berilmu tinggi. Menurutnya, Sunan Kudus juga termasuk salah satu wali songo yang terkenal memiliki ilmu dan kesaktian yang tinggi.
Alik menjelaskan lebih lanjut, Sunan Kudus telah belajar dan mendalami ilmu agama di berbagai tempat. Ia diketahui sudah mendapatkan ilmu agama dari ayahnya sejak kecil. Selanjutnya, ia berguru ke sejumlah ulama, seperti Sunan Ampel dan Kiai Telingsing. Begitu beranjak dewasa, Sunan Kudus berguru kepada Sunan Kalijaga.
Sunan Kudus menyebarkan agama Islam di daerah Kudus, Jawa Tengah pesisir utara. Diceritakan, kala itu ia juga berkelana ke berbagai daerah tandus, seperti Simo, Sragen, dan Gunung Kidul dalam rangka menyebarkan ajaran Rasulullah SAW.
Menurut naskah yang dipublikasikan dalam jurnal Indo-Islamika UIN Dki jakarta, Sunan Kudus menerapkan metode dakwah bil-hal atau perbuatan nyata dalam menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Tengah. Pada waktu itu masyarakat setempat menganut agama Hindu-Budha.
Dalam menerapkan metode tersebut, Sunan Kudus melakukan pendekatan secara perlahan yakni membiarkan adat istiadat yang ada di masyarakat dan mulai mengubahnya sedikit-demi sedikit. Dia juga mengedepankan jalan damai dan menghindari perpecahan selama berdakwah.
Selain itu, Sunan Kudus menghormati masyarakat Hindu untuk menarik perhatian mereka. Salah satunya dengan memberikan larangan untuk tidak menyembelih sapi. Pada waktu itu sapi merupakan hewan yang disucikan oleh masyarakat setempat.
Sunan Kudus juga dikenal menggunakan pendekatan kultural dalam dakwahnya. Beliau menciptakan berbagai cerita agama termasuk tembang (lagu Jawa) yang terkenal, seperti Maskumambang dan Mijil.
Tembang tersebut berisi ajaran agama Islam. Hal ini dilakukan untuk memudahkan masyarakat dalam menerima ajaran yang dibawakan Sunan Kudus.
Sunan Kudus juga menggunakan simbol-simbol Budha dalam berdakwah. Salah satu contohnya dapat dijumpai pada arsitektur Masjid Menara Kudus yang ia dirikan. Beberapa bagian bangunan masjid tersebut menunjukkan adanya akulturasi antara agama Hindu-Budha dan Islam.
Waliyul Ilmi
Source: https://islamkaffah.id/ini-alasan-sunan-kudus-dapat-julukan-waliyyul-ilmi/