Contoh Guguritan Pupuh Mijil
Contoh Guguritan Pupuh Mijil
CONTOH GUGURITAN PUPUH MIJIL BAHASA SUNDA
Assalamualaikum wr wb
Terimakasih sudah berkunjung ke halaman weblog ini.
Selamat datang di
bahasasunda.id
. Perkenalkan blog ini berisi materi-materi pelajaran bahasa Sunda yang dikemas dalam media audio-visual untuk memberikan kesan belajar yang menyenangkan, mudah dipahami, dan memberikan banyak informasi baru kepada pengunjung.
Tidak hanya blog saja,
bahasasunda.id
pun memiliki youtube channel, yang berisi video-video edukasi mengenai pembelajaran bahasa Sunda. Kalian bisa kunjungi youtube channel dengan klik link di bawah ini.
world wide web.youtube.com/c/bahasasundaidGemanakarnale
Jika ada pertanyaan seputar
CONTOH GUGURITAN PUPUH MIJIL BAHASA SUNDA
yang kurang dipahami, kalian bisa memberikan komentar, silahkan jangan ragu untuk mengisi kolom komentar di bawah.
Semoga dengan adanya blog ini bisa memberikan manfaat bagi kalian semua.
Selamat belajar
CONTOH GUGURITAN PUPUH MIJIL BAHASA SUNDA.
Di Mekah Tepung Silaturahmi
Jamaah téh asal béda nagri,
ti wétan ka kulon,
nagri kidul katut nagri kalér,
rupa-rupa bangsa pada hadir,
mungguh umat Nabi,
kabéh gé kasaur.
Di Mekah tepung silaturahmi,
patanya patakon,
silihrérét loba anu anéh,
nyidik-nyidik kulit warna-warni
panon, irung, biwir,
dedegan nya kitu.
Ku pakéan gé matak kataji,
godéblag berelong,
potonganna gobrah jeung godobér,
nu disarung jeung nu disamping,
kabéh narik ati,
runtut raut rukun.
Betah teuing mun pagilinggisik,
salam silih walon,
lamun pareng diuk paréréndéng,
silih tanya asal téh ti mendi,
silih beuli ati,
patepung jeung dulur.
Nimat pisan jadi umat muslim,
haté teguh tanggoh,
salieuk béh ku réa sadérék,
sosonoan jeung sakolong langit,
saméméh jung balik,
nuju alam kubur.
Bagaimana??? Penjelasan mengenai materi di atas dapat dipahami dengan baik??? jika masih belum paham, kalian bisa memberikan pertanyaan dengan mengisi komentar di bawah atau bisa juga mengunjungi postingan mengenai
CONTOH GUGURITAN PUPUH MIJIL BAHASA SUNDA
lainnya atau langsung cari saja keyword materi yang kalian cari di bawah ini:
Jika web log ini bisa memberikan banyak manfaat, jangan lupa untuk dukung blog ini dengan cara like, comment, dan share ke teman-teman kalian.
Mari kita sama-sama bangun blog ini supaya bisa lebih berkembang lagi dan memberikan banyak ilmu yang bermanfaat bagi kalian semua.
Terimakasih.
GOOGLE Interpret
Perhatian! materi ini diterjemahkan oleh mesin penterjemah
google translate
tanpa adanya
mail service editting, sehingga ketepatan dalam terjemahan masih buruk dan perlu dikembangkan lagi.
Tujuan dari fitur terjemahan ini untuk pengunjunga yang kesulitan memahami materi dan tidak sama sekali mengerti bahasa Sunda atau teman-teman pelajar dari luar Jawa Barat yang sedang belajar bahasa Sunda, fitur terjemahan ini bisa digunakan namun tidak 100% akurat, akan tetapi garis besarnya bisa diambil, daripada tidak mengerti samasekali.
Kedepanya mudah-mudahan admin punya waktu sehingga bisa mengoptimalkan fitur terjemahannya sendiri, dengan begitu pengunjung bisa mempelajari materi dalam bahasa Indonesia.
GUGURITAN : TEMA RASA Nix AMANAT SEKAR ALIT & AGEUNG
1. GUGURITAN
Guguritan berasal dari kata gurit yang artinya mengarang karangan.
Guguritan adalah kejahatan sastra berupa dangding atau pupuh guguritan milik puisi dalam bentuk puisi kuno. Pangna disebut karangan karena terikat dengan kriteria tertentu yaitu kriteria kanonik. Kalau saya simpulkan, sketsa itu adalah karangan singkat yang ditulis dalam bentuk tongkat.
Karena pondok biasanya tidak hanya terdiri dari satu kantin, ini juga mengubah cara kantin dalam pidato. Itu juga tidak membentuk cerita (naratif). Ini biasanya dibaca di atas ring, menggunakan lagu yang telah ditetapkan untuk Anda.
Guguritan umumnya tidak terlalu panjang, hanya terdiri dari belasan belasan saja. Bahkan kurang dari sepuluh juga tersedia. Contohnya adalah karya H. Muhammad Musa, seperti “Wulangkrama”, “Wulang Guru”, dan “Wulang Murid”. Namun, ada yang lebih panjang dari 200.500 on. Misalnya, karya H. Hasan Mustapa (1852 1930) panjangnya mencapai 500, rata-rata panjangnya kira-kira 200 inci.
ii. SEJARAH GUGURITAN
Guguritan adalah gelar yang sudah lama ada dalam sastra R. Pada masa sebelum perang, para siswa di Sekolah Nomor Ii dan khususnya Sekolah Guru (Sekolah Normal) diajari menyanyi dan menulis puisi, yang tidak hanya mereka nyanyikan sesuai dengan paduan suara, tetapi juga dapat membuat puisi sendiri. Selama perang, dangding dan nyanyian tidak diajarkan daria. Dengan demikian puisi tersebut kehilangan popularitasnya, kecuali di kalangan ahli lagu tetapi juga hanya sebatas hafalan puisi yang ada.
Dari abad ke 19 banyak yang menulis puisi Pada tahun 1822 1866 R. Haji Muhammad Musa menulis Wulang Krama “: pada tahun 1865 RA Bratadiwijaya menulis” Asmarandana Lahir Batin “; pada tahun 1892 Haji Hasan Mustapa menulis puluhan puisi, misalnya” Kinanti Ngahurun Tulang “Asmarandana Babalik Pikir”, “Sinom Pamulang Tarima” “Dangdanggula Pamolah Rasa”, dan lain-lain.
STRUKTUR GUGURITAN
Guguritan terdiri atas beberapa unsur yaitu yang berkaitan dengan struktur dalam (unsur intrinsik) dan struktur luar (unsur ekstrinsik). Struktur puisi adalah: tema, rasa, nada, dan amanat.
Sebuah. Tema berarti “pokok bahasan” atau dasar cerita dalam percakapan, sajak, dll.
b. Taste atau “image” dalam sebuah karya sastra merupakan cara membentuk pengertian atau gambaran tentang sesuatu; deskripsi visual.
c. yang diturunkan dari kata, frase, atau kalimat dan merupakan elemen dasar yang berbeda dalam karya prosa dan puisi. Nadanya adalah untuk menarik suara halonna. Nada akan sangat terkait dengan rasa yang terkandung, umumnya setara dengan langit-langit.
d Amanat dalam sebuah karya sastra merupakan gagasan yang menjadi landasan sebuah karya sastra; apa yang akan penulis sampaikan kepada pembaca
4. MACAM-MACAM GUGURITAN
Berdasarkan isinya, drama komedi dapat dikelompokkan menjadi lima jenis, antara lain:
Sebuah. Pelajaran, seperti “Wulang Krama”, “Wulang Murid”, “Wulang Guru” oleh R. Haji Muhamad Musa. “Asmarandana Lahir Batin” oleh R.A. Bratawijaya;
b. Pengalaman mistik, misalnya Guguritan karya Haji Hasan Mustapa;
C. Kekuatan alam, misalnya “Dangdanggula Laut Kidul” oleh Kalipah Apo;
d. Insiden misalnya “Tubatus Jaya” “Kiamat” yang ditulis oleh Tubagus Jaya
east. Surat, pidato, dan pintu terbuka. Puisi-puisi yang berisi surat dan pidato, seperti yang dihimpun oleh R. Danureja dalam kitab Serat-sinerat Jaman Jumenengna Raden Haji Muhammad Musa. Guguritan buka pintu selalu diusung dalam upacara buka pintu di pesta pernikahan.
5. PUPUH
Menceritakan tarikan tertentu tidak lepas dari tongkat. Hari ini, oleh karena itu, lemparan diatur berdasarkan kriteria kanopi. Ari pupuh bukanlah sebuah lagu, melainkan aturan atau kriteria dalam menggubah sebuah lagu.
Ada 17 pupuh, yaitu: Dangdanggula, Sinom, Asmarandana, Kinanti, Mijil, Magatru, Pangkur, Durma, Pucung, Balakbak, Maskumambang, Wirangrong, Gambuh, Gurisa, Lambang, Ladrang, dan Jurudemung. Ada empat buah tongkat yang selalu disebut tongkat besar, yaitu tongkat kinanti, sinom, asmarandana, dan dangdanggula. Kadang juga disebut KSAD. Hari ketiga belas menyusui selalu disebut persemaian bunga kecil.
Hal di atas menjelaskan bahwa chorus merupakan aturan atau kriteria dalam menggubah sebuah lagu. Kriteria tersebut adalah guru nyanyian, guru bilangan, dan kebiasaan. Untuk membuatnya lebih jelas, kami mengutip kembali beberapa kanopi Durma di atas!
Biarkan seseorang yang bersemangat tentang sekolah
Ilmu pengertian Nyuprih
Kemampuan pencarian
Jadi jadilah seseorang
Ilmu pijat
Apa pun mungkin
Jadilah orang yang berbudi luhur
Jadi di atas disebut sapada. Di sapada ada tujuh baris. Jadi, paralel dalam padanan disebut ekivalen, jadi sleeper dalam ekivalen ada tujuh penambahan.
Contoh Guguritan Pupuh Mijil
Source: https://bahasasunda.id/contoh-guguritan-pupuh-mijil-bahasa-sunda/