Bahasa Daerah Penduduk Di Provinsi Sulawesi Utara Adalah

Bahasa Daerah Penduduk Di Provinsi Sulawesi Utara Adalah

Kode Kemendagri

Sulawesi Utara

Provinsi

Sulut

Dari atas, kiri ke kanan: Rumah adat
Wale, Alat musik Arababu, Tari Maengket, Tari Kabasaran, Paniki, Pemandangan Taman Nasional Bunaken, Jembatan Soekarno Manado.

Lambang resmi Sulawesi Utara

Motto:

“Si Tou Timou Tumou Tou”
(Bahasa Minahasa: “Manusia hidup untuk menghidupi/mendidik/menjadi berkat orang lain”)

Peta

Negara
Indonesia
Dasar hukum pendirian UU No. 5 Tahun 2022[i]
Hari jadi 23 September 1964
Ibu kota Kota Manado
Jumlah satuan pemerintahan

Daftar

  • Kabupaten: 11
  • Kota: 4
  • Kecamatan: 171
  • Kelurahan: 332
  • Desa: one.507
Pemerintahan
 • Gubernur Olly Dondokambey
 • Wakil Gubernur Steven Kandouw
 • Sekretaris Daerah Edwin Silangen
 • Ketua DPRD Andi Silangen
Luas
 • Total xiii.892,47 kmii
(five,363,91 sq mi)
Populasi

(2021)[2]
[3]

 • Total 2.655.970
 • Kepadatan 191/km2
(490/sq mi)
Demografi
 • Agama Kristen 67,41%
— Protestan 62,98%
— Katolik iv,43%
Islam 31,77%

Hindu 0,60%
Buddha 0,15%
Konghucu 0,06%
Lainnya 0,02%[4]
 • Bahasa Indonesia (bahasa resmi)
Melayu Manado
(lingua franca), Minahasa, Mongondow, Sangir, Talaud, Bantik, Ratahan, Ponosakan
 • IPM Kenaikan
73,30 (2021)
tinggi
[five]
Zona waktu UTC+08:00 (WITA)
Kode pos

9530

Kode area telepon

Daftar

  • 0430 – Amurang (Kabupaten Minahasa Selatan)
  • 0431 – Manado, Tomohon, Tondano
  • 0432 – Tahuna (Kabupaten Kepulauan Sangihe)
  • 0433 – Melonguane (Kabupaten Kepulauan Talaud)
  • 0434 – Kab. Bolaang Mongondow, Bolmong Utara, Bolmong Selatan, Bolmong Timur, Kotamadya Kotamobagu
  • 0438 – Bitung
Kode ISO 3166 ID-SA
Pelat kendaraan

Daftar

  • DB – (wilayah daratan)
  • DL – (wilayah kepulauan Sangihe/Talaud/Sitaro)
71

Edit the value on Wikidata
DAU Rp ane.488.989.572.000,00- (2020)[6]
Lagu daerah
  • “O Ina Ni Keke”
  • “Si Patoka’an”
  • “Tahanusangkara”
  • “Tano Tanobon”
Rumah adat
  • Walewangko
  • Bolaang Mongondow
Senjata tradisional Pedang Bara Sangihe
Flora resmi Longusei
Fauna resmi Tarsius
Situs web sulutprov.go.id

Sulawesi Utara
(disingkat
Sulut) adalah salah satu provinsi yang terletak di ujung utara Pulau Sulawesi, Indonesia, dengan ibu kota terletak di kota Manado. Sulawesi Utara atau Sulut berbatasan dengan Laut Maluku dan Samudera Pasifik di sebelah timur, Laut Maluku dan Teluk Tomini di sebelah selatan, Laut Sulawesi dan provinsi Gorontalo di sebelah barat, dan provinsi Davao del Sur (Filipina) di sebelah utara. Penduduk Sulawesi Utara pada tahun 2021 berjumlah ii.655.970 jiwa, dan luas wilayahnya adalah thirteen.892,47 km2.[2]

Sulawesi Utara memiliki kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 287 pulau dengan 59 di antaranya berpenghuni. Wilayah administratif Sulawesi Utara terbagi menjadi iv kota dan 11 kabupaten dengan 1.664 desa/kelurahan. Sulawesi Utara terbagi menjadi dua zona yaitu zona selatan yang berupa dataran rendah dan dataran tinggi serta zona utara yang meliputi kepulauan. Zona ekonomi eksklusif Sulawesi Utara mencapai 190.000 km2
dengan pesisir pantai sepanjang 2.395,99 km dan luas hutan mencapai 701. 885 hektare. Wilayah Sulawesi Utara juga memiliki banyak gunung berapi, dikarenakan letaknya yang berada di tepian Lempeng Sunda.[seven]

Sejarah

[sunting
|
sunting sumber]

Prasejarah

[sunting
|
sunting sumber]

Benda Purbakala temuan Arkeologi Masa Prasejarah

[sunting
|
sunting sumber]

Temuan benda purbakala di Sulawesi Utara di antaranya gua-gua purba di Talaud, Minahasa, Bolaang Mongondow. Kubur batu Waruga yang bertebaran di Minahasa. Pada saat terjadi pengesekan (zaman glacial) di muka bumi pada masa Plestosin, pernah terjadi migrasi fauna dari daratan Asia ke Selatan melalui Filipina dan Sulawesi Utara.

Oleh sebab itu di Filipina dan di Sulawesi Utara terdapat peninggalan fosil-fosil binatang purba seperti gajah purba (stegodon) dan fosil hewan lainnya. Di Desa Pintareng di Tabukan Selatan di Pulau Sangihe, telah ditemukan adanya fosil-fosil gading dan geraham gajah purba tersebut. Menurut para ahli dari Museum Geologi Bandung dan dari Pusat penelitian Arkeologi Nasional Jakarta, fosil-fosil tersebut dinyatakan sebagai bagian dari fosil Stegodon yang pernah hidup di Kepulauan Nusantara pada masa Plestosin sekitar 2 juta tahun lalu.

Gajah purba ini selain di Pintareng telah ditemukan fosil-fosilnya di Sangiran, di Kabupaten Sragen Jawa Tengah, di Lembah Cabenge di Sulawesi Selatan dan di Lembah Besoa di Sulawesi Tengah. Stegodon di dunia diperkirakan pernah hidup sejaman dengan binatang purba lainnya. Di Indonesia stegodon hidup dengan binatang-binatang purba lainnya seperti Rinocheros (badak purba) serta kerbau purba dan lain sebagainya. Dengan temuan fosil gajah purba di Pintareng, Tabukan Selatan Sangihe tersebut, maka sebenarnya pada masa lalu gajah pernah hidup di Pulau Sulawesi dan terutama di Sulawesi Utara.

ditemukannya sisa-sisa budaya yang mengenal pemakaian alat-alat batu muda (neolitik) yang berupa beliung batu persegi di Liang Tuo Mane’e di Kabupaten Talaud dan di daerah lain di Sulawesi Utara. Disamping itu ditemukan pula sisa-sisa budaya masa logam tua (paleometalik) yang mengenal penggunaan tempayan kubur seperti yang ditemukan di Liang Buiduane di Talaud dan di Bukit Kerang Passo di Minahasa, serta peninggalan budaya megalitik (kebudayaan yang mengenal penggunaan batu-batu besar) tersebar di wilayah kepulauan Sulawesi dan kepulauan Maluku Utara (Bellwood, 1978).

Sehubungan dengan hal itu wilayah ini menurut para pakar diperkirakan menjadi daerah kunci yang dapat memberi jawaban atas permasalahan daerah asal (home state) dari suku bangsa yang berbahasa Austronesia yang pada masa kemudian mendiami daerah-daerah antara Madagaskar di bagian barat sampai dengan Easter Island di kepulauan Pasifik di bagian timur, serta Formosa Island di bagian Utara (Solheim, 1966; Shuttler, 1975, Bellwood, 2001).

Budaya yang dibawa oleh suku bangsa penutur bahasa Austronesia meninggalkan warisan-warisan budaya yang terdiri dari alat-alat batu neolitik beliung persegi, benda-benda yang terbuat dari batu-batu besar (megalitik) dan penguburan dengan menggunakan tempayan tanah liat. Warisan budaya semacam itu banyak ditemukan peninggalannya di Sulawesi Utara. Alat-alat batu neolitik telah ditemukan di gua-gua di daerah Talaud, di Guaan Bolaang Mongondow dan daerah Oluhuta yang sebelum pemekaran wilayah daerah itu termasuk ke dalam wilayah Sulawesi Utara.

Demikian juga benda-benda megalitik banyak ditemukan di Sulawesi Utara dalam bentuk kubur batu waruga, batu bergores Watu Pinawetengan, menhir ‘watu tumotowa’, kubur tebing batu Toraut dan lesung batu, yang umumnya ditemukan di Tanah Minahasa dan Bolaang Mongondow. Sedangkan kubur tempayan tanah liat ditemukan di beberapa daerah seperti di Bukit Kerang Passo di Kecamatan Kakas Minahasa, di Liang Buiduane Salibabu, di Tara-tara, Kombi, dan di beberapa daerah lainnya.

Sejarah Peradaban di Sulawesi Utara

[sunting
|
sunting sumber]

Sejarah peradaban manusia di daerah ini cukup panjang dan menarik. Daerah ini pada zaman es melanda dunia pada masa plestosin jutaan tahun yang lalu, merupakan bagian daratan yang menghubungkan Pulau Sulawesi dengan daratan Filipina bahkan daratan Asia. Setelah zaman es berakhir, Sulawesi Utara menjadi daratan yang membentuk jazirah Pulau Sulawesi dan kepulauan di bagian utaranya.

Selain daratan yang sebagian besar merupakan dataran tinggi, Sulawesi Utara juga terdiri dari pulau-pulau yang jumlahnya cukup banyak, lebih dari 150 pulau. Daerah ini mempunyai karakter alam yang khas yaitu dataran tinggi lebih luas dari dataran rendahnya, memiliki banyak gunung berapi dan sebagian besar masih aktif termasuk gunung api bawah laut, memiliki banyak gugusan karang yang membentuk pulau-pulau, selain itu kerak bumi daerah ini berdekatan bahkan sebagian berada tepat di daerah terjadinya proses subduksi (perbenturan) lempeng-lempeng (plates) tektonik antara lempeng Pasifik-Filipina-Australia dengan lempeng Sangihe dan Halmahera. Bahkan terletak dekat dengan pertemuan lempeng-lempeng dunia seperti lempeng Pasifik, Eurasia, dan Australia.

Posisi di daerah subduksi inilah yang menyebabkan kemunculan gunung-gunung berapi dan sering terjadinya berbagai gempa bumi di daerah ini sejak zaman dahulu kala. Gunung-gunung berapi Sulawesi, Halmahera, dan Sangihe, adalah merupakan hasil zona subduksi lempengan Sangihe dan Halmahera.

Sebagian besar lempengan Maluku telah tertindih (tersubduksi) oleh zona subduksi Halmahera di bagian Timur dan oleh zona subduksi Sangihe di bagian Barat. Gunung-gunung berapi di Sulawesi, Sangihe, dan Halmahera diberi pasokan magma yang dibangkitkan di drape asthenospherik yang termodifikasi oleh fluida yang dihasilkan dari lempengan Maluku yang tertindih. Dalam beberapa juta tahun semua lempengan Laut Maluku akan tersubduksi dan lempengan Sangihe serta Halmahera yang sudah saling menindih pada ujung-ujung lempengannya akan bertabrakan hebat (Salindeho, Winsulangi dan Pitres Sombowadile, 2008: hal. 12, 144-149).

Fenomena alam yang telah digambarkan tersebut, di satu sisi telah menyebabkan berbagai bencana seperti bencana gempa bumi atau letusan gunung api yang mendatangkan kesulitan bagi masyarakat. Akan tetapi di sisi lain telah memberi warisan yang berupa keindahan alam dan kekayaan alam yang menguntungkan bagi masyarakat. Warisan yang menguntungkan itu antara lain keindahan alam pegunungan maupun bahari termasuk keindahan terumbu karang bahkan juga hasil rempah-rempah yang sudah terkenal di dunia sejak ratusan tahun lalu, adalah merupakan warisan yang menguntungkan masyarakat. Demikian juga warisan alam yang berupa logam bernilai ekonomis tinggi seperti emas, perak, timbal, seng, dan tembaga. Semua itu telah terekam di dalam dokumen-dokumen sejarah alam daerah ini.

Dari uraian tersebut diperoleh gambaran bahwa Sulawesi Utara berdasarkan alamnya, terkenal ke seluruh dunia dengan kekhasan dan kekayaan alamnya yang indah dan subur, dengan adanya taman-taman laut seperti Bunaken maupun adanya tambang-tambang emas, serta tanaman cengkih-pala dan perkebunan kelapa yang sangat luas, demikian juga dengan fauna langkanya seperti Anoa, Maleo, Tarsius, dan lain sebagainya.

Berdasarkan penelitian arkeologi diketahui bahwa tanda-tanda kehidupan manusia di Sulawesi Utara sudah berlangsung sejak thirty.000 tahun yang lalu seperti yang ditemukan buktinya di Gua Liang Sarru di Pulau Salibabu. Bukti yang lain menunjukkan adanya kehidupan sekitar 6.000 tahun lalu di Situs Bukit Kerang Passo di Kecamatan Kakas dan 4.000 tahun yang lalu sampai awal Masehi di Gua Liang Tuo Mane’e di Arangkaa di Pulau Karakelang. Kemudian muncul kebudayaan megalitik berupa kubur batu ‘waruga’, menhir ‘watutumotowa’, lumpang batu dan lain-lain sejak 2.400 tahun yang lalu sampai abad 20 Masehi di Bumi Minahasa.

Selain itu Sulawesi Utara pada masa lalu merupakan wilayah penghasil rempah-rempah, beras, dan emas yang potensial yang menjadi ajang pertarungan kepentingan hegemoni ekonomi antara bangsa Portugis, Spanyol, Belanda dan Kerajaan-kerajaan di sekitar daerah ini, yang akhirnya bermuara pada pertarungan politik dan militer (Meilink-Roelofsz, 1962: 93-100). Pada masa lalu daerah ini juga menjadi rute perdagangan antara barat dan timur serta penyebaran agama Kristen, Islam maupun kepercayaan atau agama yang dibawa oleh pedagang-pedagang Cina. Sulawesi Utara juga berperan dalam perjuangan-perjuangan kemerdekaan dengan munculnya pahlawan-pahlawan asli dari daerah ini.

Wilayah Indonesia Timur termasuk daratan Sulawesi Utara dan kepulauan Sangihe, Sitaro, dan Talaud, sejak dahulu adalah merupakan wilayah yang strategis di kawasan Pasifik, karena merupakan jembatan penghubung antara kawasan Asia dengan Kepulauan Pasifik (Bellwood, 1996; Veth 1996). Pada masa lalu wilayah ini menjadi bagian dari rute perjalanan migrasi brute dan manusia beserta kebudayaannya. Bukti-bukti yang menunjukkan bahwa di dalam migrasi brute prasejarah pernah melewati dan singgah di wilayah ini adalah ditandai dengan adanya fosil gading gajah purba (stegodon) yang ditemukan di Pintareng, di Kabupaten Kepulauan Sangihe di Sulawesi Utara (Husni, 1996/1997, 1999), dan geraham binatang purba di lembah Napu di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah, serta fosil-fosil binatang purba lainnya di Cabenge di Sulawesi Selatan (Santoso, 2001, 2002, 2003).

Masa Di Temukannya Tulisan

[sunting
|
sunting sumber]

Daerah Sulawesi Utara masuk dalam sejarah catatan sejak tahun 1365 demikian menurut tulisan David DS Lumoindong, di dapat dari penemuan berita mengenai Talaud dan Minahasa. Tetapi kalau dilihat sejak adanya tulisan maka bukti penulisan di Watu Pinawetengan yang diperkirakan tahun 670 Masehi menurut Riedel.

Kolonialisme

[sunting
|
sunting sumber]

Bangsa Portugis adalah bangsa barat yang pertama kali datang di Sulawesi Utara, kapal Portugis berlabuh di Pulau Manado di masa Kerajaan Manado tahun 1521. Kapal Spanyol berlabuh di Pulau Talaud dan Siau, terus ke Ternate. Portugis membangun benteng di Amurang. Spanyol membangun Benteng di Manado, sejak itu Minahasa mulai dikuasai Spanyol.

Perlawanan melawan penjajahan Spanyol memuncak tahun 1660-1664. Kapal Belanda mendarat di Kota Manado pada tahun 1660 dalam membantu perjuangan Konfederasi Minahasa melawan Spanyol. Perserikatan negara-negara republik anggota Konfederasi Minahasa mengadakan Perjanjian Dagang dengan VOC. Perjanjian kerja sama dagang ini kemudian menjadikan VOC memonopoli perdagangan, yang lama kelamaan mulai memaksakan kehendaknya, akhirnya menimbulkan perlawanan tahun 1700-an di Ratahan yang memuncak pada Perang Minahasa-Belanda tahun 1809-1811 di Tondano.

Benda Temuan ArkeologI Masa Sejarah

[sunting
|
sunting sumber]

Di antaranya Benteng-benteng Portugis seperti di Amurang, Kema, Batu Waruga di Sawangan, Tomohon, Tondano, Tompaso kemudian tugu-tugu batu di semua desa disebut Batu Tumotowa.

Kemerdekaan

[sunting
|
sunting sumber]

Setelah kemerdekaan Indonesia, Republic of indonesia terbagi menjadi eight Provinsi, dan Sulawesi termasuk salah satu provinsi tersebut. Gubernur pertama Sulawesi adalah Dr. Sam Ratulangi, yang juga dikenal sebagai pahlawan nasional.

Tahun 1948 di Sulawesi dibentuk Negara Indonesia Timur, yang kemudian menjadi salah satu negara bagian dalam Republik Indonesia Serikat. Negara Indonesia Timur dibubarkan, dan bergabung ke dalam Republik Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Nomor UU 13 Tahun 1964, dibentuk Provinsi Sulawesi Utara. Tanggal 23 September 1964 ditetapkan sebagai hari jadi provinsi.

Geografi

[sunting
|
sunting sumber]

Peta Administrasi Provinsi Sulawesi Utara

Sulawesi Utara terletak di jazirah utara Pulau Sulawesi atau tepatnya 0°LU – 3°LU dan 123°BT – 126°BT serta merupakan salah satu daerah yang terletak di sebelah utara garis khatulistiwa.

Topografi

[sunting
|
sunting sumber]

Sulawesi Utara terdapat 41 buah gunung dengan ketinggian berkisar antara 1.112–1.995 dpl. Kondisi geologi sebagian besar adalah wilayah vulkanik muda, sejumlah besar erupsi serta bentuk kerucut gunung berapi aktif yang padam menghiasi Minahasa bagian tengah, daerah Bolaang Mongondow, dan Kepulauan Sangihe. Textile-material yang dihasilkan letusannya berbentuk padat serta lain-lain bahan vulkanik lepas. Semua vulkanik ini berbentuk pegunungan (otogenisa) menghasilkan morfologi yang berbukit-bukit dan bergunung-gunung dengan perbedaan relief topografik yang cukup besar.

Sulawesi Utara terdapat v wilayah yang di kelilingi oleh gunung api aktif yaitu:

  • Kabupaten Bolang Mongondow
  1. Gunung Ambang dengan ketinggian 1.689 dpl
  • Kabupaten Minahasa Selatan dengan
  1. Gunung Soputan dengan ketinggian 1.783 dpl
  • Kota Tomohon
  1. Gunung Lokon dengan ketinggian 1.579,6 dpl
  2. Gunung Mahawu dengan ketinggian i.331,0 m yang merupakan hulu dari 12 sungai besar dengan 7 danau.
  • Kepulauan Sangihe yakni
  1. Karangetang dengan ketinggian one.320,0 dpl
  2. Ruang dengan ketinggian 714,0 dpl
  3. Banuawuhu
  4. Submarin
  5. Gunung Awu.
  • Kota Bitung dengan
  1. Gunung Tangkoko dengan ketinggian 1.149,0 dpl

Relief

[sunting
|
sunting sumber]

Secara fisiografis, wilayah Provinsi Sulawesi Utara dapat dikelompokkan dalam dua zona: zona selatan dan zona utara. Dataran rendah, dan dataran tinggi pada bagian selatan (dari Bolaang hingga Minahasa Utara) memiliki tanah yang cukup subur. Pada bagian utara (dari Pulau Miangas, Sangihe, hingga Pulau Siau) kepulauan.

Terbentang rangkaian pegunungan berapi: Di Minahasa Tenggara terdapat Gunung Soputan. Di Kota Tomohon terdapat Gunung Lokon, di Pulau Siau tedapat Gunung Karangetang. Sedangkan di Minahasa Utara terdapat gunung tertinggi yaitu Gunung Klabat di Kota Airmadidi gunung tersebut sudah lama tidak aktif, di puncaknya terdapat danau.

Hidrografi

[sunting
|
sunting sumber]

Tiga sungai terpenting di Sulawesi Utara adalah Sungai Tondano, Sungai Poigar, dan Sungai Ranoyapo. Sungai Tondano memiiki hulu di Danau Tondano di daerah Minahasa, dan mengalir melalui tengah Kota Manado. Sungai Ranoyapo memiiki hulu di Pegunungan Wulur Mahatus di daerah Minahasa Selatan, dan mengalir melalui sebagian daerah di Minahasa Selatan bermuara di Kota Amurang.

Luas Wilayah

[sunting
|
sunting sumber]

Luas wilayah Provinsi Sulawesi Utara adalah 15.069 km² dengan persentase 0,72% terhadap luas Indonesia yang terdiri dari 11 (sebelas) Kabupaten dan four (empat) Kota.

Iklim

[sunting
|
sunting sumber]

Iklim daerah Sulawesi Utara termasuk tropis yang dipengaruhi oleh angin muson. Pada bulan-bulan November sampai dengan April bertiup angin barat yang membawa hujan di pantai utara, sedangkan dalam Bulan Mei sampai Oktober terjadi perubahan angin selatan yang kering.

Curah Hujan

[sunting
|
sunting sumber]

Curah hujan tidak merata dengan angka tahunan berkisar antara two.000-3.000 mm, dan jumlah hari hujan antara 90-139 hari. Daerah yang paling banyak menerima curah hujan adalah daerah Minahasa.

Suhu Udara

[sunting
|
sunting sumber]

Suhu udara rata-rata 25 °C. Suhu udara maksimum rata-rata tercatat 30 °C dan suhu udara minimum rata-rata 20,four °C. Suhu atau temperatur dipengaruhi oleh ketinggian suatu lokasi dengan perhitungan setiap kenaikan 100 meter dapat menurunkan suhu sekitar 0,6 °C.

Pemerintahan

[sunting
|
sunting sumber]

Daftar gubernur

[sunting
|
sunting sumber]

Berikut ini adalah daftar Gubernur Provinsi Sulawesi Utara dari masa ke masa:

No. Foto Gubernur Mulai Jabatan Akhir Jabatan Periode Wakil Gubernur Ket.
1 Arnold Achmad Baramuli, Gubernur Sulawesi Utara.jpg Arnold Baramuli 23 Maret 1960 fifteen Juli 1962 ane Frits Johannes Tumbelaka [8]
2 Frits Johanes Tumbelaka.jpg Frits Johannes Tumbelaka 15 Juli 1962 19 Maret 1965 2
iii Soenandar Prijosoedarmo.jpg Soenandar Prijosoedarmo 19 Maret 1965 27 April 1966 iii [ix]
4 H.Abdullah Amu.jpg Abdullah Amu 27 Apr 1966 2 Maret 1967 4
5 Hein Victor Worang, Buku Pelengkap IV Pemilihan Umum 1977 (1978), p677.jpg Hein Victor Worang two Maret 1967 20 Juni 1978 five Apelles Jozias Supit[10] [xi]
half dozen Willy Lasut, Governor of North Sulawesi (cropped).jpg Willy Lasut 20 Juni 1978 twenty Oktober 1979 six [11]
7 Official Portrait of Gustaf Hendrik Mantik.jpg Gustaf Hendrik Mantik three Maret 1980 four Maret 1985 7 [11]
8 Cornelis John Rantung, Governor of North Sulawesi (cropped).jpg Cornelis John Rantung four Maret 1985 3 Maret 1990 8 Abdullah Mokoginta
Ahmad Nadjamuddin
[eleven]
3 Maret 1990 1 Maret 1995 9 [12]
9 E.E. Mangindaan, Governor of North Sulawesi (cropped).jpg Evert Ernest Mangindaan 1 Maret 1995 ane Maret 2000 10 Ahmad Nadjamuddin
Jos Buce Wenas
Hasan Abas Nusi
[13]
10 Adolf Jouke Sondakh, Gubernur Sulawesi Utara.jpg Adolf Jouke Sondakh 15 Maret 2000 17 Maret 2005 11 Freddy Harry Sualang [xi]
11 Sinyo Harry Sarundajang.jpg Sinyo Harry Sarundajang thirteen Agustus 2005 xiii Agustus 2010 12 Freddy Harry Sualang [14]
20 September 2010 xx September 2015 13 Djouhari Kansil [15]
12 Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey (Periode II).png Olly Dondokambey 12 Februari 2016 12 Februari 2021 14 Steven Kandouw
xv Februari 2021 Petahana fifteen

Dewan Perwakilan

[sunting
|
sunting sumber]

DPRD Sulawesi Utara beranggotakan 45 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Sulawesi Utara terdiri dari 1 Ketua dan 3 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Sulawesi Utara yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 9 September 2019 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Manado, Robinso Tarigan, di Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Utara.[16]
[17]
[eighteen]
Komposisi anggota DPRD Sulawesi Utara periode 2019-2024 terdiri dari 9 partai politik di mana PDI Perjuangan adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu 18 kursi, kemudian disusul oleh Partai NasDem yang meraih nine kursi dan Partai Golkar yang meraih 7 kursi. Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Sulawesi Utara dalam dua periode terakhir.[19]
[20]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
 PKB 0 Kenaikan
1
 Gerindra vi Penurunan
2
 PDI-P thirteen Kenaikan
xviii
 Golkar 9 Penurunan
7
 NasDem 2 Kenaikan
ix
 PKS ii Penurunan
1
 PPP 1 Penurunan
0
 PAN three Penurunan
ii
 Hanura 1 Penurunan
0
 Demokrat 6 Penurunan
4
 PKPI two Penurunan
0
 PSI

(baru)


ane
Jumlah Anggota 45
Steady

45
Jumlah Partai 10 Penurunan
9

Dewan Perwakilan di Dki jakarta

[sunting
|
sunting sumber]

Sulawesi Utara mengirim 6 wakil ke DPR RI, dan empat wakil ke DPD. Empat wakil Provinsi Sulawesi Utara di DPD untuk periode 2014-2019 dan periode 2019-2024 adalah Dr. Maya Thou. Rumantir; Dr. Aryanthi Baramuli; Fabian Sarundajang; Benny Rhamdani; Cherish Harriette; Djafar Alkatiri; Stefanus B.A.North. Liow; six wakil di DPR RI untuk periode 2014-2019 adalah Olly Dondokambey; E.E. Mangindaan SE ; Vanda Sarundajang; Aditya Anugrah Moha; Yasti Soepredjo Mokoagow; Wenny Warouw;

Kantor Konsulat General

[sunting
|
sunting sumber]

Kantor Konsulat Full general negara Filipina berkedudukan di kota Manado.

Kabupaten dan Kota

[sunting
|
sunting sumber]

No. Kabupaten/kota Pusat pemerintahan Bupati/wali kota Luas wilayah (km2)[21] Jumlah penduduk (2017)[21] Kecamatan Kelurahan/desa Lambang

Peta lokasi
1 Kabupaten Bolaang Mongondow Lolak Limi Mokodompit (Pj.) 2.871,65 246.282 15 ii/200

Lambang Kabupaten Bolaang Mongondow.png

2 Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Molibagu Iskandar Kamaru 1.615,86 66.474 7 -/81

Logo Kab. Bolsel.jpg

iii Kabupaten Bolaang Mongondow Timur Tutuyan Sam Sachrul Mamonto 910,18 84.440 vii -/81

Logo Kab. Boltim.jpg

4 Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Boroko Depri Pontoh i.680,00 87.881 vi 1/106

Lambang Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.jpg

v Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahuna Rinny Tamuntuan (Pj.) 461,11 141.950 15 22/145

Lambang Kabupaten Kepulauan Sangihe.jpeg

half dozen Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Ondong Siau Evangeline Sasingen 275,86 72.203 ten ten/83

Logo Kab. Sitaro.jpg

7 Kabupaten Kepulauan Talaud Melonguane Elly Engelbert Lasut 1.240,twoscore 100.753 19 eleven/142

Logo Kabupaten Kepulauan Talaud.jpg

eight Kabupaten Minahasa Tondano Royke Octavian Roring i.114,87 336.015 25 43/227

Lambang Kabupaten Minahasa.jpeg

9 Kabupaten Minahasa Selatan Amurang Franky Donny Wongkar ane.409,97 234.365 17 10/167

Lambang Kabupaten Minahasa Selatan.png

10 Kabupaten Minahasa Tenggara Ratahan James Sumendap 710,83 116.375 12 9/135

Lambang Kabupaten Minahasa Tenggara.jpg

11 Kabupaten Minahasa Utara Airmadidi Joune Ganda 918,49 217.660 10 vi/126

Lambang Kabupaten Minahasa Utara.png

12 Kota Bitung Maurits Mantiri 302,89 221.209 eight 69/-

LOGO KOTA BITUNG SULAWESI UTARA.png

xiii Kota Kotamobagu Mogolaing Tatong Bara 108,nine 122.308 4 18/15

Lambang Kota Mobagu.jpg

fourteen Kota Manado Andrei Angouw 157,27 466.176 eleven 87/-

Lambang Kota Manado.png

fifteen Kota Tomohon Caroll Senduk 114,twenty 98.013 v 44/-

Lambang Kota Tomohon.png

Demografi

[sunting
|
sunting sumber]

Jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2010 sebanyak kurang lebih two.270.596 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,28 persen/tahun. Hampir 45% penduduk tinggal di perkotaan, dan sisanya sebesar 55% tinggal di pedesaan. Angka partisipasi sekolah untuk tingkat sekolah dasar lumayan tinggi sebesar 96,10% sehingga penduduk yang tidak menikmati bangku sekolah dasar hanya kurang dari 5%.

Bahasa

[sunting
|
sunting sumber]

Bahasa resmi instansi pemerintahan di Sulawesi Utara adalah bahasa Republic of indonesia. Hingga 2019, Badan Bahasa mencatat ada 10 bahasa daerah di Sulawesi Utara[22], walaupun sebenarnya ada lebih dari 10 bahasa yang dituturkan di Sulawesi Utara karena satu rumpun etnis di Sulawesi Utara ada berbagai sub-etnis dengan bahasanya masing-masing. Bahasa daerah yang ada di Sulawesi Utara antara lain:

  1. Melayu Manado
  2. Bolaang Mongondow
  3. Bahasa Tontemboan
  4. Bahasa Toulour
  5. Bahasa Tombulu
  6. Bahasa Tonsea
  7. Bahasa Tonsea
  8. Ratahan
  9. Ponosakan
  10. Bantik
  11. Sangihe
  12. Talaud.

Suku bangsa

[sunting
|
sunting sumber]

Pendeta perempuan Tonaas Walian.

Berdasarkan Sensus Penduduk Republic of indonesia 2010, dari ii.263.463 jiwa penduduk yang terdaftar, mayoritas penduduk Sulawesi Utara adalah suku Minahasa yakni 1.019.314 jiwa (45,04%).[23]
Selain Minahasa, penduduk asli Sulawesi Utara lainnya termasuk suku Bolaang Mongondow, Sangir, Talaud, Siau, Bajau dan Bantik, sebanyak 879.579 jiwa (38,86%).[23]

Suku Bajau mendiami beberapa desa pinggir pantai Sulawesi Utara di bagian utara Kabupaten Minahasa Utara. Suku Bantik, konon adalah keturunan pengungsian dari Talaud, tersebar di Bolaang, dan Minahasa bagian Barat. Suku Wawontehu tinggal di sebagian wilayah Bunaken, kota Manado. Namun demikian, etnisitas di Sulawesi Utara termasuk heterogen, ditambah suku lain daerah provinsi lainnya di Indonesia. Suku Minahasa dan Bolaang Mongondow menyebar hampir di seluruh wilayah Sulawesi Utara daratan. Suku Sangir, Suku Talaud, Suku Siau mendiami di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud, dan Pulau Lembeh, terutama di daerah pesisir utara, timur dan barat daratan Sulawesi utara.

Selain penduduk asli, Sulawesi Utara juga merupakan tempat tinggal bagi para pendatang. Suku Gorontalo sebanyak 187.163 jiwa (viii,27%) dan Jawa sebanyak lxx.934 jiwa (3,13%), suku terbanyak diluar suku asli Sulawesi Utara. Suku asal Maluku 24.942 jiwa (i,10%), Bugis 22.021 jiwa (0,97%), Bali 14.347 jiwa (0,63%), Makassar 10.247 jiwa (0,45%), Tionghoa viii.532 jiwa (0,38%), Batak 4.502 jiwa (0,20%), asal Papua two.546 jiwa (0,11%) dan suku lainnya 0,86%.[23]
Orang Bali, Jawa, umumnya tinggal di daerah transmigrasi.

Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2010, berikut ini jumlah penduduk Sulawesi Utara berdasarkan suku bangsa:[23]

Penduduk Sulawesi Utara Berdasarkan Suku Bangsa (Sensus 2010)
No Suku Jumlah 2010 %
1 Minahasa 1.019.314 45,04%
ii Asal Sulawesi lainnya* 879.579 38,86%
3 Gorontalo 187.163 8,27%
four Jawa 70.934 3,thirteen%
v Asal Maluku 24.942 1,10%
six Bugis 22.021 0,97%
7 Bali 14.347 0,64%
8 Makassar x.247 0,45%
ix Tionghoa 8.532 0,38%
10 Batak 4.502 0,20%
11 Warga Asing three.606 0,16%
12 Sunda 2.904 0,13%
13 Asal Papua 2.546 0,xi%
xiv Asal NTT two.334 0,x%
15 Suku lainnya 10.492 0,46%
Sulawesi Utara ii.263.463 100%

Catatan: Dalam Sensus Penduduk Indonesia 2010, suku Sulawesi lainnya termasuk semua suku-suku yang berasal dari pulau Sulawesi, secara khusus yang ada di Sulawesi Utara selain dari suku Minahasa, seperti suku Bolaang Mongondow, Sangir, Talaud, Siau, Bajau dan Bantik. Sementara, suku asal Kalimantan lainnya termasuk suku-suku yang berasal dari pulau Kalimantan selain dari Dayak, dan Banjar.[23]

Perekonomian

[sunting
|
sunting sumber]

Sumber daya alam

[sunting
|
sunting sumber]

  • Gas alam
  • Emas
  • Hutan
  • Kayu
  • Kopi
  • Ikan
  • Rempah-rempah
  • Kelapa
  • Cengkih
  • Durian

Perbankan

[sunting
|
sunting sumber]

Sulawesi Utara terdapat kantor Depository financial institution Indonesia, yang dibuka di Manado. Tugas Bank Indonesia yang terdiri dari bidang moneter, sistem pembayaran, dan perbankan. Di daerah-daerah tugas Banking concern Indonesia lebih dominan di bidang sistem pembayaran dan perbankan.

Di bidang sistem pembayaran menyelenggarakan sistem kliring dan BI-RTGS dan di bidang perbankan mengawasi dan membina bank-bank agar beroperasi dengan sehat dan menguntungkan.

Industri

[sunting
|
sunting sumber]

Sulawesi Utara memiliki sejumlah industri besar di antaranya

  • PT Bimoli: Pabrik Minyak Kelapa di Bitung
  • Kilang Gas Alam di Tomohon

Pertambangan

[sunting
|
sunting sumber]

  • Emas di Tatelu Minahasa Utara, Tompaso Baru Minahasa Selatan dan Belang Minahasa Tenggara; Lapango Mas di Sangihe
  • Emas di Likupang Toka tindung projek mining Minahasa utara

Pariwisata

[sunting
|
sunting sumber]

  • Kuburan Borgo
  • Gereja GMIM Sentrum Manado
  • Gereja GMIM Sentrum Langowan
  • Gereja Hati Tersuci Maria Katedral Manado
  • Gereja Katolik Pineleng
  • Masjid Raya Manado
  • Museum Sulawesi Utara
  • Taman Purbakala Waruga Sawangan
  • Taman Purbakala Waruga Tonsea Lama
  • Taman Purbakala Waruga Tomohon
  • Taman Purbakala Waruga Tompaso
  • Kuburan Kerkhoff Kuburan Belanda
  • Danau Tondano
  • Danau Linouw di Tomohon
  • Danau Bulilin
  • Danau Moat
  • Gunung Klabat
  • Taman Laut Bunaken
  • Air Terjun Laun Dano di Minahasa
  • Pantai Bentenan
  • Guha Jepang di Kawangkoan
  • Guha Purba di Siau
  • Guha Purba di Talaud
  • Guha Purba di Minahasa
  • Guha Purba di Bolaang Mongondow
  • Benteng Portugis di Amurang
  • Benteng Portugis di Kema
  • Batu prasasti Pinabetengan di Tompaso Minahasa
  • Bukit kasih
  • Arung Jeram Sungai Nimanga

Pendidikan

[sunting
|
sunting sumber]

Sulawesi Utara juga memiliki sejumlah perguruan tinggi yaitu
Negeri

  • Universitas Negeri Manado
  • Universitas Sam Ratulangi
  • Institut Agama Islam Negeri Manado
  • Universitas Terbuka
  • Politeknik Negeri Manado
  • Institut Agama Kristen Negeri Manado
  • Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Swasta

  • Universitas Katolik De La Salle
  • Universitas Kristen Indonesia Tomohon
  • Universitas Klabat
  • Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
  • Universitas Nusantara Manado
  • Universitas Teknologi Sulawesi Utara
  • Universitas Muhammadiyah Manado
  • Universitas Pembangunan Indonesia Manado
  • Universitas Dumoga Kotamobagu
  • STIMIK Matuari Manado
  • Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng–Keuskupan Manado
  • Sekolah Tinggi Pastoral Don Bosco Tomohon

Seni dan Budaya

[sunting
|
sunting sumber]

Wale, rumah adat Minahasa

Sulawesi Utara merupakan kawasan yang sangat kaya dengan seni budaya Indonesia lainnya. Sulawesi Utara mempunyai aneka seni budaya yang khas seperti tari-tarian, dan budaya lainnya seperti:

  • Masamper (sebuah tradisi di wilayah Sangihe Talaud)
  • Pengucapan (atau Syukuran dalam tradisi Minahasa)

Sastra

[sunting
|
sunting sumber]

  • Asaren tuah Puhuna
  • Hikayat Prang Tondano
  • Hikayat Danau Tondano
  • Legenda Pingkan Matindas
  • Legenda Toar Lumimuut
  • Legenda Mamanua

Senjata tradisional

[sunting
|
sunting sumber]

Sabel adalah senjata tradisional suku Minahasa, bentuknya menyerupai huruf Daun Kelapa. Sabel termasuk dalam kategori Pedang. Selain Peda, bangsa Sulawesi Utara juga memiliki beberapa senjata khas lainnya, seperti Perisai.

Rumah Tradisional

[sunting
|
sunting sumber]

Rumah tradisional suku Sulawesi Utara dinamakan
Wale. Rumah adat ini bertipe rumah panggung dengan three bagian utama dan i bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Sulawesi Utara yaitu serambi depan, serambi tengah dan serambi belakang. Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumah dapur.

Tarian

[sunting
|
sunting sumber]

Provinsi Sulawesi Utara yang memiliki setidaknya 14 suku bangsa, memiliki kekayaan tari-tarian yang sangat banyak dan juga sangat mengagumkan. Beberapa tarian yang terkenal di tingkat nasional dan bahkan dunia merupakan tarian yang berasal dari Sulawesi Utara, seperti Tari Poco-poco .

Tarian Suku Sangihe

  • Tari Poco-poco
  • Tari Gunde

Tarian Suku Minahasa

  • Tari Maengket

Tarian Suku Minahasa

  • Cakalele

Makanan Khas

[sunting
|
sunting sumber]

Sulawesi Utara mempunyai aneka jenis makanan yang khas. Antara lain Tinutuan atau Midal (bubur Manado),
Nasi Jahe,
Pangi
yang lezat, Gulai
Ikan Fufu
dan
Dodol
serta
Dodol Salak
yang langka. Di samping itu Dodol Amurang asal kabupaten Minahasa Selatan yang terkenal, yang dibuat dengan aneka rasa. Di daerah Minahasa terdapat makanan khas yang jarang ditemui di daerah lainnya di Indonesia, seperti
rintek wuuk
(biasa disebut
RW) atau daging anjing, daging ular, daging babi dan
paniki
(daging kelelawar). Makanan khas lainnya seperti
woku blanga. Sementara kuliner khas Sulawesi Utara yang juga sangat terkenal bahkan hingga ke mancanegara adalah
Bagea.

Tokoh

[sunting
|
sunting sumber]

Pahlawan Nasional

[sunting
|
sunting sumber]

Bangsa Sulawesi Utara merupakan bangsa yang gigih dalam mempertahankan kemerdekaannya. Kegigihan perang Sulawesi Utara, dapat dilihat dan dibuktikan oleh sejumlah pahlawan (baik pria maupun wanita), serta bukti-bukti lainnya (perwira Belanda tewas dalam perang Sulawesi utara, serta kuburan Belanda dan Kubur Borgo Portugis/Spanyol yang mencatat sebagai kuburan Belanda, Portugis, Spanyol di luar Negeri Belanda, Portugis dan Spanyol).

Pahlawan Perempuan

[sunting
|
sunting sumber]

  • Maria Walanda Maramis
  • Johana masdani

Pahlawan Pria

[sunting
|
sunting sumber]

  • Sam Ratulangi
  • Arnold Mononutu
  • Ukung Wangko Lontoh Pemimpin Perjuangan Perang Minahasa-Belanda
  • Robert Wolter Mongisidi
  • Pierre Andreas Tendean
  • Arie Frederik Lasut
  • Bernard Wilhelm Lapian
  • Lambertus Nicodemus Palar
  • John Lie

Tokoh asal Sulawesi Utara

[sunting
|
sunting sumber]

Lihat pula Suku di Sulawesi Utara untuk tokoh-tokoh yang bukan berasal dari provinsi Sulawesi Utara namun berketurunan Sulawesi Utara.
  • Henk Ngantung
  • Rocky Gerung

Lihat pula

[sunting
|
sunting sumber]

  • Daftar provinsi Indonesia
  • Daftar tokoh Sulawesi Utara
  • Daftar provinsi di Indonesia sepanjang masa
  • Suku di Sulawesi Utara
  • Sejarah Sulawesi Utara
  • Bahasa di Sulawesi Utara

Referensi

[sunting
|
sunting sumber]


  1. ^

    https://jdih.setneg.go.id/viewpdfperaturan/Salinan%20UU%20Nomor%205%20Tahun%202022.pdf
  2. ^


    a




    b




    “Visualisasi Data Kependuduakan – Kementerian Dalam Negeri 2021”
    (visual).
    www.dukcapil.kemendagri.get.id
    . Diakses tanggal
    xix Agustus
    2021
    .





  3. ^


    “Provinsi Sulawesi Utara Dalam Angka 2021”
    (pdf).
    world wide web.sulut.bps.go.id
    . Diakses tanggal
    31 Mei
    2021
    .





  4. ^


    “Penduduk Menurut Wilayah dan Agama Yang Dianut di Provinsi Sulawesi Utara”.
    world wide web.sp2010.bps.go.id
    . Diakses tanggal
    31 Mei
    2021
    .





  5. ^


    “Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi 2019-2021”.
    www.bps.go.id
    . Diakses tanggal
    26 November
    2021
    .





  6. ^


    “Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020”
    (PDF).
    www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal
    22 Januari
    2021
    .





  7. ^


    Sosilawati, dkk. (2017).
    Sinkronisasi Program dan Pembiayaan Pembangunan Jangka Pendek 2018-2020: Keterpaduan Pengembangan Kawasan dengan Infrastruktur PUPR Pulau Sulawesi
    (PDF). Jakarta Selatan: Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR. hlm. 14. ISBN 978-602-61190-3-2.





  8. ^


    “Sejarah”.
    Website Resmi Sulawesi Utara. Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Diarsipkan dari versi asli tanggal two Juni 2017. Diakses tanggal
    15 Februari
    2016
    .





  9. ^


    “Salinan arsip”
    (PDF). Diarsipkan dari versi asli
    (PDF)
    tanggal 2019-04-08. Diakses tanggal
    2019-04-08
    .





  10. ^

    Mokoginta, Drs. Abdullah.  Riwayat hidup almarhum Apelles Jozias Supit. A.n. Gubernur Kepala Daerah Propinsi Sulawesi Utara, Pd. Sekretaris u.b. Administratur Daerah Bidang I. ttd. stempel.  Manado, 26 September 1971.pdf
  11. ^


    a




    b




    c




    d




    eastward




    Setiawan, Agus, ed. (22 September 2010). “Sulut Makin Dewasa”.
    Antara
    . Diakses tanggal
    18 Agustus
    2021
    .





  12. ^


    “Nama & Peristiwa: CJ Rantung Dilantik Jadi Gubernur Sulut”.
    Kompas. iii Maret 1990. hlm. 12. Diakses tanggal
    18 Agustus
    2021
    .





  13. ^


    “Sulawesi Utara Tanpa Gubernur”.
    Kompas. 2 Maret 2000. hlm. 19. Diakses tanggal
    18 Agustus
    2021
    .





  14. ^


    Roeroe, Freddy; Rizal, Jean (13 November 2005). “Persona: Sarundajang, Bangunkan Orang Tidur”.
    Kompas
    . Diakses tanggal
    13 February
    2021
    .





  15. ^


    ESY (19 September 2010). “Besok, Sinyo Resmi Gubernur Sulut”.
    Jawa Pos News Network
    . Diakses tanggal
    26 Juni
    2018
    .





    [
    pranala nonaktif permanen
    ]



  16. ^


    “45 Anggota DPRD Sulut Resmi Dilantik, Ini Nama-namanya”.
    regional.kompas.com. 09-09-2019. Diakses tanggal xix-ten-2019.





  17. ^


    “45 Anggota DPRD Sulut Periode 2019-2024 Resmi Dilantik. Berikut Nama dan Perolehan Suara Mereka!”.
    kroniktotabuan.com. 09-09-2019. Diakses tanggal 19-10-2019.





  18. ^


    “45 Anggota DPRD Sulut Periode 2019-2024 Resmi Dilantik”.
    manadonews.co.id. 09-09-2019. Diakses tanggal 19-10-2019.





  19. ^


    “Berita Acara Nomor 183/PL.01.9-BA/Prov/VII/2019 tentang Penetapan Calon Terpilih Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara dalam Pemilu 2019”
    (PDF).
    sulut.kpu.go.id. 22-07-2019. Diarsipkan dari versi asli
    (PDF)
    tanggal 2020-09-21. Diakses tanggal xix-10-2019.





  20. ^


    “Ini 45 Anggota DPRD Sulut yang akan Dilantik Senin Depan”.
    beritamanado.com. 01-09-2014. Diakses tanggal nineteen-10-2019.




  21. ^


    a




    b




    “Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017) – Kementerian Dalam Negeri – Republik Indonesia”.
    www.kemendagri.go.id
    (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal
    2018-07-12
    .





  22. ^


    “Penyebaran Bahasa di Indonesia”.
    Bahasa dan Peta Bahasa di Republic of indonesia
    . Diakses tanggal
    25 Mei
    2020
    .




  23. ^


    a




    b




    c




    d




    e




    “Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, Bahasa 2010”
    (PDF).
    demografi.bps.go.id. Badan Pusat Statistik. 2010. hlm. 23, 36–41. Diarsipkan dari versi asli
    (PDF)
    tanggal 2017-07-12. Diakses tanggal
    2 November
    2021
    .




Pranala luar

[sunting
|
sunting sumber]


  • Situs resmi pemerintah provinsi
  • Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara


Koordinat:



1°15′Due north
124°31′E


 / 

1.250°N 124.517°E
 /
ane.250; 124.517






Bahasa Daerah Penduduk Di Provinsi Sulawesi Utara Adalah

Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Utara

Baca Juga :   Pada Malam Hari Suhu Kabupaten Puncak Mencapai 1 Derajat Celcius